Padang (ANTARA News) - Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada 2010 mulai memproduksi ikan bandeng sebanyak 15.000 ekor/pekan yang dijadikan umpan untuk menangkap tuna di perairan daerah itu.

"Kita sudah membudidayakan ikan bandeng di Pesisir Selatan, untuk persediaan umpan tuna bagi nelayan. Selama ini, ikan bandeng dipasok dari Pulau Jawa," kata Gubernur Sumbar Marlis Rahman usai meninjau keramba ikan bandeng yang dibudidayakan kelompok nelayan di Carocok Tarusan, Pesisir Selatan, Minggu.

Menurut gubernur, adanya budidaya bandeng di daerah, jelas memberikan kemudahan bagi nelayan untuk mendapatkan umpan tuna dan kemudian bisa menekan biaya nelayan.

Data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, kebutuhan bandeng untuk umpan tuna bagi nelayan Sumbar sebanyak 200-400 ribu ekor/pekan. Justru itu, secara bertahap upaya penyediaan umpan menangkap ikan tuna di daerah sendiri, meski masih jauh dari kebutuhan nelayan.

Kini, kata Marlis, kebutuhan ikan bandeng masih didatangkan dari Pulau Jawa, dan tahun depan diharapkan umpan tuna bisa terpenuhi. Sebab, potensi ikan tuna di perairan Sumbar sepanjang tahun ada dan tersebar pada kabupaten/kota sehingga perlu pengoptimalan penangkapannya.

"Potensi ikan tuna Sumbar cukup besar, bahkan ada hasil tanggapan nelayan seberat 130 kg dan di ekspor ke Amerika dan Jepang," katanya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, Yosmeri menyebutkan, pengelolaan ikan bandeng sudah mulai maksimal empat bulan terakhir dengan jumlah bibit mencapai sebanyak 80 ribu ekor.

Jumlah tambak kelompok nelayan yang tersedia saat ini sebanyak 58 tambak pada lahan seluas 20 hektare, bahkan akan dikembangkan menjadi 356 hektare di kawasan Carocok Tarusan tersebut.

"Kita menargetkan dengan potensi tambak yang ada bisa memenuhi kebutuhan nelayan Sumbar. Meskipun kini masih disuplai dari Jawa," katanya.

Bahkan, jika produksi tambak ikan bandeng berjalan dengan baik Sumbar diharapkan mampu menjadi pemasok bibit bandeng ke daerah tetangga.

Ia menjelaskan, pengelolaan bibit ikan tuna sebagai umpan penangkapan ikan tuna merupakan salah satu dari sekian banyak program yang ada di DKP, tujuannya memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di kawasan pesisir.

Selain itu, keberadaan tambak ikan bandeng ini untuk membantu masyarakat wilayah pesisir, apalagi potensi tuna cukup besar dan perlu ketersediaan umpan.

Terkait, bila umpan bandeng selalu didatangkan dari pulau Jawa, tentu akan menghabiskan biasa cukup besar, satu ekornya saja mencapai Rp1.000/ekor sampai di Padang.

Tapi, kalau nelayan Pesisir Selatan yang membudidayakan nelayan di Padang atau kabupaten lainnya bisa membeli Rp500/ekor dilokasi tambak atau sekitar Rp600/ekor di Padang, artinya biaya bisa ditekan 50 persen.

Jadi, biaya pengembangan tambak bandeng --umpan tuna-- merupakan dana dari APBN dan APBD Provinsi yang tahun lalu sudah terserap sebesar Rp100 juta untuk pembuatan tambak.

Sumbar pada 2010 menargetkan ekspor tuna ke Eropa dengan jumlah 1.500 ton/tahun, makanya berbagai persiapan telah dimulai di antaranya meningkatkan akreditasi perusahaan yang mengelola ekspor tuna dari B menjadi A.

"Tahun ini DKP diminta mempersiapkan standar akreditasi yang dibutuhkan untuk ekspor ke Eropa tersebut," kata Yosmeri sembari menyebutkan ekspor tuna 2009 berjumlah 733 ton.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010