Balikpapan (ANTARA News) - Kebakaran di kilang PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) V Balikpapan disebabkan kebocoran pipa reboiler debutanizer yang berisi gas bertekanan.

"Pipa yang bocor tersebut berisi gas bertekanan, dan penyebab kebocoran tersebut masih dalam penyidikan," kata salah satu staf Hubungan Masyarakat (Humas) PT Pertamina (Persero) RU V, Peti, di Balikpapan, Minggu.

Lokasi tempat terjadinya kebakaran ada di Plant 3A yakni Secondary Process di pintu IV lokasi kilang Pertamina.

"Secondary Process di kilang Pertamina RU V fungsinya adalah mengolah residu untuk menjadi produk-produk BBM," jelasnya.

Pasca terjadinya kebakaran di kilang PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) Balikpapan, Sabtu malam fasilitas kilang lainnya tetap berfungsi.

"Pascakebakaran supply BBM dari kilang Pertamina RU V tetap aman, karena fasilitas kilang lainnya tetap berfungsi," kata Peti.

Kilang Pertamina RU V Balikpapan memasok BBM untuk wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah (Kalteng).

Peti mengungkapkan saat terjadi kebakaran tidak ada korban jiwa dari pegawai yang bertugas di kilang saat itu.

Kebakaran terjadi pada Sabtu malam (16/1) sekitar pukul 22.25 dan baru dapat dipadamkan pada pukul 23.15 oleh pihak Pertamina," tambahnya.

Pemadaman kebakaran dilakukan oleh petugas dari Pertamina dengan menggunakan Prosedur Operasi Standar (SOP) Pertamina.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polresta Balikpapan, AKP Andrias Susanto mengatakan bahwa saat ini polisi masih melakukan penyidikan dengan memanggil beberapa saksi.

"Kita sudah memanggil lima orang saksi yang rata-rata adalah petugas keamanan yang bekerja saat kejadian," kata Andrias.

Selain itu, Polresta Balikpapan sudah mendatangkan petugas dari Laboratorium Forensik dari Surabaya, yang akan melakukan penyidikan di lokasi kejadian kebakaran pada hari Senin (18/1).

"Lokasi tempat terjadi kebakaran masih diberi garis pengaman dengan penjagaan dari Polresta Balikpapan dan Polda Kalimantan Timur (Kaltim)," tambahnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010