Tujuan utama dari program ini adalah untuk menekan disparitas harga di daerah 3T 1P
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau mendukung kehadiran angkutan barang perintis bersubsidi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan di mana Perum Damri menjadi operator sejak Juli 2020.

“Terima kasih kepada pihak Ditjen Hubdat yang sudah memperhatikan daerah kami. Kami siap mendukung program ini. Mudah-mudahan dengan kedatangan tim Ditjen Hubdat ke Natuna maka program ini akan semakin lancar. InsyaAllah saya dapat mengusahakan semaksimal mungkin dan semoga hasilnya tidak mengecewakan juga program ini dapat berjalan dengan baik,” kata Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Kepala Subdirektorat Angkutan Barang Direktorat Angkutan Jalan Saiful Bachri mengatakan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 10 Tahun 2020 tentang Kewajiban Pelayanan Publik Angkutan Barang di Jalan di Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan (3T 1P) maka pada tahun 2020, pihaknya mengusulkan ada 13 lintasan, yang pertama ini ada di Natuna dan selebihnya kebanyakan di Papua.

“Lima tahun ke depan kami sudah memprogramkan ini melalui rencana kegiatan strategis perhubungan darat untuk mengusulkan kegiatan ini. Anggaran sudah kami alokasikan dan sampaikan ke Kementerian Keuangan. Tujuan utama dari program ini adalah untuk menekan disparitas harga di daerah 3T 1P,” katanya.

Dalam PM 10 Tahun 2020, dituliskan bahwa penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang dilayani dengan angkutan barang perintis.

Angkutan barang perintis ini akan digunakan untuk mengangkut barang kebutuhan pokok dan barang-barang penting yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat daerah 3T 1P.

Untuk di wilayah Natuna, Damri telah menyiapkan delapan unit kendaraan dengan spesifikasi muatan padat dan cool box serta melayani rute Ranai- Selat Lampa yang berjarak sekitar 80 kilometer.

“Saat ini kami juga bersyukur, dari Pemda Natuna yang mengusulkan ke kami dan Alhamdulillah pimpinan juga mendukung sehingga program ini dapat dilaksanakan. Dari Kepala Disperindag Kabupaten Natuna juga tadi sempat menyampaikan bahwa setelah ada Damri ini seperti harga tabung gas elpiji 12 kilogram sebelumnya Rp215 ribu menjadi Rp195ribu setelah ada Damri ini,” tambah Saiful.

Ia juga mengharapkan agar program ini merupakan kegiatan yang benar-benar bermanfaat untuk Natuna agar masyarakat dapat merasakan harga yang tidak terlalu mahal serta dapat menekan disparitas harga.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Perindustrian dan Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Natuna Ahmad Lianda menjelaskan bahwa bahwa peranan Disperindag secara umum selaku pengawas dan peninjau harga barang-barang yang dikirim dari Tol Laut.

“Kami dari Disperindag Natuna akan melihat apakah penerapan program ini sudah sesuai dengan ketentuan Kemenhub dan tujuannya mempercepat barang agar cepat sampai ke daerah-daerah terpencil di Natuna. Selama ini sudah berjalan terutama terasa di harga elpiji sesudah subsidi dari Ditjen Hubdat. Sementara ini pengangkutan muatan dari Selat Lampa ke Ranai memakan biaya sekitar Rp700.000-Rp800.000 per truk itu yang membuat berpengaruh ke harga di sini. Oleh karena itulah yang membuat kita mengajukan subsidi angkutan barang ke Ditjen Hubdat. Alhamdulillah saat ini sudah mulai terlihat ada penekanan terhadap disparitas harga,” kata Ahmad Lianda.

Baca juga: Angkutan barang perintis Damri kini hadir layani Natuna
Baca juga: Kemenhub teken kontrak subsidi angkutan udara perintis, ini harapannya
Baca juga: Kapal perintis layani angkutan Natal warga 3T pulau Mapia


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020