salah satunya adalah membiasakan membaca nyaring
Jakarta (ANTARA) - Pendidikan jarak jauh atau PJJ yang dilakukan selama pandemi COVID-19 dapat menjadi peluang untuk meningkatkan kegemaran membaca anak, kata Pustakawan Perpusnas, Hikmah Nurida.

"Caranya dengan mulai melakukan enam literasi dasar bersama anak di rumah dengan cara menyenangkan dan praktis. Tentu saja semuanya akan berhasil dilakukan jika didukung dan diberikan contoh oleh orang tua dan para guru," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.

Dia menjelaskan selama pandemi COVID-19, banyak anak-anak yang mengeluhkan tentang sistem belajar jarak jauh yang dilakukan untuk mengganti proses belajar mengajar yang biasa dilakukan yaitu tatap muka. Hal itu dikarenakan para guru dan orangtua merasakan kesulitan untuk mentransfer ilmu.

"Akibatnya anak-anak yang memang kurang suka membaca akan merasakan bosan karena semua pelajaran dan tugas-tugasnya harus dibaca," katanya pada webinar "Penguatan Literasi Keluarga di Masa New Normal" yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusarda) Provinsi Lampung.

Baca juga: Duta Baca: Orang tua bantu anak gemar membaca
Baca juga: Najwa Shihab motivasi warga NTB gemar membaca


Dia meminta agar para guru dan orang tua dapat membekali banyak keterampilan bagi anak-anak, mulai dari memaksimalkan fungsi teknologi supaya lebih bermanfaat, membangun karakter yang baik hingga menumbuhkan kecakapan literasi dasar.

"Masa pademi ini menjadi waktu yang tepat untuk membuat anak gemar membaca. Caranya bagaimana ? Salah satunya adalah membiasakan membaca nyaring dan mempraktikkan enam literasi dasar di rumah," katanya.

Sementara Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Deni Kurniadi, mengatakan pandemi mengubah sudut pandang terhadap cara penyampaian pengetahuan dan penyebaran informasi bagi masyarakat.

Akan tetapi pada sisi lain pemanfaatan ruang digital menjadi hal yang wajar dalam mendapatkan segala sesuatu, termasuk pemenuhan kebutuhan terhadap informasi. Perpustakaan adalah institusi yang sangat siap untuk menghadapi perubahan di masa pandemi.

"Pembudayaan kegemaran membaca yang dilakukan melalui keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat bertujuan untuk memenuhi kebutuhan 'lapar buku' masyarakat," kata Deni.

Baca juga: Safari gerakan nasional gemar membaca kuatkan budaya baca
Baca juga: Pustakawan kampanyekan gemar membaca melalui kedai kopi di CFD


Ia menjelaskan, pemanfaatan ruang digital seperti webinar menjadi sesuatu yang dibutuhkan masyarakat untuk terus menambah pengetahuan.

Deni mengatakan pihaknya bersyukur bahwa berbagai jenis perpustakaan telah menghiasi ruang digital dengan berbagai peningkatan kegemaran membaca.

"Kontribusi Perpusnas berperan mewujudkan manusia cerdas. Oleh karena itu diperlukan program pemberian wawasan, pengetahuan, dan pembekalan keterampilan masyarakat melalui perpustakaan," katanya.

Selain itu menurut dia, pemerataan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial sudah menjadi bagian dari prioritas nasional.

Program itu mencakup strategi pengembangan perpustakaan umum dan komunitas, peningkatan keterampilan hidup berbasis literasi informasi, peningkatan standar mutu layanan perpustakaan melalui akreditasi, dan transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Baca juga: Gemar membaca ciptakan masyarakat tahan hoaks
Baca juga: Kampung Rimba Jaya, desa yang gemar baca di Papua

 

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020