Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan perayaan Idul Adha menjadi momen tepat bagi umat Islam untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan dan terdampak pandemi COVID-19.

“Ini justru yang paling penting untuk berbagi, terutama untuk menolong orang-orang yang miskin, apalagi pada masa pandemi ini banyak orang yang hidupnya kemudian menjadi miskin dan kehilangan pekerjaan,” kata Wapres Ma’ruf Amin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Pandemi COVID-19 menyebabkan banyak masyarakat kehilangan pekerjaan, sehingga Ma’ruf memprediksi jumlah warga miskin baru akan meningkat. Sehingga, selain bantuan sosial dari Pemerintah, uluran tangan dari umat yang mampu juga dapat meringankan beban warga miskin.

Baca juga: Warga Indonesia di Ethiopia shalat Idul Adha di dua tempat terpisah
Baca juga: 70 WNI di Ethiopia gelar shalat jamaah di dua tempat terpisah
Baca juga: Mendikbud: Idul Adha kuatkan masyarakat saat pandemi
Baca juga: Ikatan Da'i Indonesia: Idul Adha pupuk solidaritas kebangsaan


Ma’ruf menambahkan bahwa berkurban di Hari Raya Idul Adha tidak selalu harus dimaknai dengan menyembelih hewan kurban.

“Namun, berkurban yang lebih penting adalah berbagi dan menolong kepada sesama, terutama di masa pandemi COVID-19 ini di mana banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan,” tuturnya.

Wapres juga berpesan agar seluruh umat Islam tetap tabah dan terus berjuang meskipun pandemi COVID-19 belum berakhir. Menurut Ma’ruf, pandemi COVID-19 merupakan cobaan dari Allah yang harus bisa dilalui dengan keimanan dan ketakwaan.

“Karena dalam situasi biasa-biasa saja, tentu orang tidak pernah kelihatan, tapi akan kelihatan kalau mengalami ujian atau cobaan. Ketabahan-ketabahannya, kepanikannya di situ akan terlihat,” pesannya.

Dalam perayaan Idul Adha kali ini, Wapres mengajak seluruh umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah di tengah cobaan pandemi COVID-19.

“Mudah-mudahan dengan Idul kurban, cobaan-cobaan, pentingnya pengorbanan, kepatuhan kepada Allah ini menjadi pelajaran berharga buat kita,” ujarnya.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020