Jakarta (ANTARA) - Pemprov Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dan ThorCon International pada Kamis, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam rangka merealisasikan implementasi prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) di Wilayah Bangka Belitung.

Dalam kerja sama ini, Thorcon dan Pemprov Babel secara bersama akan mengkaji lokasi tapak PLTT yang tepat dan melakukan sosialisasi serta kegiatan lainnya yang diperlukan untuk mendukung terealisasinya implementasi PLTT.

"Melalui kerja sama ini, kami sangat berharap Pemprov Bangka Belitung dapat mendorong hal ini. Sehingga wilayah di Kepulauan Bangka Belitung dapat ditetapkan sebagai lokasi pembangunan PLTT ThorCon pertama di Indonesia oleh pemerintah pusat yang dapat memberikan listrik murah dan bersih untuk masyarakat dan industri," ucap Bob S. Effendi, Kepala Perwakilan ThorCon International dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Balitbang Kemhan - ThorCon MoU kembangkan teknologi reaktor thorium

Bob Effendi mengatakan pihak ThorCon International memiliki minat serius untuk melakukan investasi dalam rangka membangun Pembangkit Listrik Tenaga Thorium dengan kapasitas 500 MW (TMSR500) di Indonesia dengan nilai investasi sekitar 1,2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp17 triliun dengan skema Independent Power Producer (IPP), tanpa menggunakan biaya APBN.

Keunggulan teknologi TMSR500 ini, selain memiliki tingkat keselamatan tinggi sehingga kejadian seperti Fukushima tidak mungkin terjadi karena tidak adanya tekanan pada reaktor, juga memiliki tingkat ekonomi yang tinggi yang dapat bersaing dengan batu bara serta dapat dibangun di Indonesia.

Sementara Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengatakan kerja sama dengan ThorCon dilakukan atas pertimbangan bahwa perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu sudah mendapatkan rekomendasi dari pemerintah pusat untuk melakukan persiapan pembangunan PLTT.

Baca juga: Thorcon - PLN lakukan studi persiapan implementasi pembangkit thorium

"Adanya rencana Pemprov Bangka Belitung untuk mengembangkan industri berbasis mineral ikutan timah, khususnya logam tanah jarang thorium karena dapat menjadi sumber energi bersih dan murah yang berpotensi dapat menggantikan batu bara,” ungkap Erzaldi Rosman.

"Inilah era dimulainya industrialisasi di Babel, kita tidak ingin selamanya menjadi daerah tambang, tetapi kita ingin menjadi daerah industri, hi-tech industri, industri elektronik zaman modern, kita tinggalkan tambang," tambah Staf Khusus Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Safari ANS.

 

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020