Karimun, Kepri (ANTARA News) - Syofyan Efendi, seorang penumpang yang selamat dari kecelakaan KM Dumai Express 10, menuding kecerobohan juru mudi sebabkan kapal itu tenggelam.

"Sebelum peristiwa itu terjadi kapal dihantam gelombang besar secara bertubi-tubi, lebih kurang sebanyak 10 kali, namun juru mudi tidak memperlambat laju kapal," kata Syofyan di Tanjung Balai Karimun, Minggu.

Syofyan Efendi mengaku sedikit memahami ilmu pelayaran.

"Tidak seharusnya gelombang itu dilawan, akibatnya lambung kiri kapal bocor dan kapal miring ke kiri. Meski kondisi sudah miring juru mudi tetap memacu laju kapal, sehingga kapal miring ke kiri dan posisinya berada di sisi kiri Pulau Tukong Iyu mendekati jalur pelayaran internasional," katanya.

Hingga akhirnya mesin kapal mati karena air laut mulai masuk, posisi kapal sempat kembali stabil beberapa saat sebelum tenggelam.

"Saya orang terakhir yang turun ke sekoci, dengan jelas saya melihat kapal tenggelam bukan dari haluan melainkan buritan," katanya.

Dia menuturkan jumlah penumpang yang selamat didalam sekoci yang ditumpanginya lebih kurang sebanyak 65 orang.

"Kami mengapung lebih kurang 3,5 jam, hingga akhirnya diselamatkan oleh kapal petugas mercu suar," ujarnya.

Dia berharap Dirjen Perhubungan Laut mengusut tuntas kecelakaan laut itu.

Selain itu dia yakin jumlah life jacket dan peralatan keselamatan di kapal tidak sebanding dengan jumlah penumpang.

"Ada manipulasi manivest yang dilakukan agen kapal, saya pegang bukti dan mengalami sendiri, kami sekeluarga menumpang sebanyak empat orang, tiket yang dikasihkan memang empat tiket tapi yang di catat cumadi Perairan Tukong Iyu, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri, Minggu (22/11) nama saya sendiri," paparnya.

Di manivest tercatat jumlah penumpang sekitar 215 orang, tapi dia yakin jumlah penumpang melebihi kapasitas.

"Penumpang over load," tuturnya.

Sementara menurut Saleh, warga Teluk Sitimbul, Kecamatan Meral yang berlokasi tidak jauh dari tempat kejadian perkara melihat jelas kapal itu tenggelam.

"Saat itu saya berada di Perairan KSS, malah saya sempat berkeinginan untuk menyelamatkan korban. Tapi karena ada yang menyuruh balik, makanya niat itu saya urungkan, karena gelombang besar sedangkan kapal saya kecil," paparnya.

Dia juga membenarkan penuturan Syofyan Efendi.

"Memang kapal itu berkali-kali dihantam gelombang sebelum tenggelam namun juru mudi tidak memperlambat laju kapal, hingga akhirnya posisi kapal berada di sebelah kiri Pulau Tukong Iyu. Kapal itu tenggelam mulai dari buritan," tuturnya

Menurut dia kebanyakan korban diselamatkan oleh para nelayan yang berada di sekitar lokasi dan kapal patroli milik TNI AL.

Berdasarkan data dari tim evakuasi yang terpampang di Rumah Dinas Bupati Karimun jumlah penumpang yang selamat sebanyak 243 penumpang dari 269 total jumlah penumpang.

Kapal naas tersebut tenggelam di perairan Pulau Tukong Iyu, Kabupaten Karimun, Provinsi Riau Kepulauan, Minggu pagi. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009