Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Peringatan Hari Anak Nasional, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi, Jawa Barat, menggelar kegiatan simulasi gempa bumi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk pelajar tingkat sekolah dasar (SD) di wilayah Kecamatan Baros.

"Tujuan kegiatan ini untuk memberikan perhatian khusus atas penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak anak, salah satunya hak untuk memberikan rasa aman dan selamat dari bencana gempa bumi," kata Kepala Markas PMI Kota Sukabumi, Zaini di Sukabumi, Kamis.

Menurutnya, dalam kegiatan simulasi kali ini sedikit berbeda dari biasanya, karena dilaksanakan pada saat pandemi COVID-19, sehingga dalam prosesnya sangat ketat dan menerapkan protokol kesehatan.

Para peserta simulasi ini diwajibkan memakai masker atau face shield, selalu jaga jarak, pembatasan peserta kegiatan dan hanya diikuti 15 siswa yang sebelumnya dilakukan pemeriksaan suhu serta sterilisasi disinfeksi lokasi kegiatan.

Baca juga: BNPB katakan 31 persen korban bencana 2020 adalah anak-anak

Baca juga: BPBD sebut Kota Malang dilanda 197 kejadian bencana


Selain itu, kegiatan ini juga sekaligus melaksanakan program kesiapsiagaan gempa bumi melalui dukungan PMI Pusat, Palang Merah Amerika (Amcross) dan USAID yang dihadiri konsultan dari Buildchange sebagai mitra program untuk mendukung dalam pelatihan kegiatan retropitting rumah aman gempa untuk para tukang bangunan dan relawan.

Simulasi penanggulangan gempa yang dilaksanakan di SDN Baros 3 ini, para siswa melakukan berbagai tahapan-tahapan serta langkah yang harus dilakukan siswa saat terjadi gempa bumi di sekolahnya terutama dalam penerapan protokol evakuasi di saat pamdemi saat ini.

Selain itu, dilakukan edukasi penerapan PHBS di sekolah melalui praktek cuci tangan yang benar untuk meningkatkan keterampilan dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 khususnya bagi para pelajar.

Sementara itu, Kepala SDN Baros 3 Titin Rohyati menambahkan edukasi penanggulangan bencana gempa bumi seperti ini sangat penting diberikan kepada anak usia dini, minimal bila terjadi gempa bisa menyelamatkan diri sendiri, apalagi seperti diketahui Sukabumi merupakan daerah rawan gempa bumi.

“Meski saat ini sekolah belum memberlakukan pembelajaran tatap muka, tetapi kegiatan ini sangat penting terutama untuk menjamin hak keselamatan anak-anak terhadap potensi bencana gempa bumi, terutama dalam evakuasi di saat pandemi dalam penerapan protokol kesehatan," ujarnya.*

Baca juga: Longsor di Wonosobo tewaskan satu anak

Baca juga: Anak-anak Aceh trauma gempa

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020