Apapun profesinya, warga harus paham dan mengerti tentang literasi kebijakan publik karena ini menyangkut nasib semua orang.
Jakarta (ANTARA) - Mantan Deputi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Yanuar Nugroho mengungkapkan bahwa kebijakan publik menyentuh langsung jantung kehidupan masyarakat.

"Pertama-tama dan terutama adalah bukan karena kebijakan publik itu penting dan hanya urusan negara, bukan! Namun karena kebijakan publik langsung menyentuh langsung jantung kehidupan kita," ujar Yanuar Nugroho dalam peluncuran daring Think Policy Society di Jakarta, Minggu.

Yanuar mengatakan bahwa kebijakan publik ini menjadi penting bukan karena teori. Kebijakan publik memang tindakan, memang apa yang diputuskan oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Dua hal tersebut merupakan kebijakan.

Baca juga: Sri Mulyani sebut kebijakan stimulus hadapi tantangan operasional

Maka dari itu hal tersebut perlu dilihat dalam konteks yang lebih besar. Kebijakan publik amat menentukan kualitas hubungan antara masyarakat dengan pemerintah.

Sejauh mana masyarakat melihat pemerintahnya kredibel atau tidak. Kemudian sejauh mana masyarakat melihat pemerintahnya bisa atau tidak, lalu sejauh mana masyarakat melihat pemerintahnya memiliki motivasi atau tidak untuk berpihak kepada warganya. Dan yang keempat yang paling mendasar adalah apakah masyarakat bisa percaya kepada pemerintahnya.

"Jangan hanya menjadi penduduk, nasib, rutinitas dan kehidupan Anda adalah bagian dari kebijakan publik. itulah mengapa masyarakat harus peduli," kata pengamat kebijakan tersebut.

Baca juga: Ahli: Big Data dukung riset sosial-kebijakan pemerintah saat COVID-19

Menurut Yanuar,  jangan hanya menjadi penduduk, jangan hanya menjadi penghuni pulau-pulau, tapi jadilah warga negara yang peduli atau engage citizen.Pelajarilah apa itu kebijakan publik.

Apapun profesinya, warga harus paham dan mengerti tentang literasi kebijakan publik karena ini menyangkut nasib semua orang. Pada 2045 Indonesia akan menjadi apa, tergantung pada apa yang terjadi saat ini.

Masalah dunia ke depan akan semakin kompleks,dan tidak mungkin diselesaikan oleh pemerintah sendirian.

"Jadi berpartisipasilah, ambil bagian, pelajari bagaimana kebijakan publik itu dibuat dan beri masukan kepada pemerintah. Pemerintah memang harus dikritik sekaligus juga harus dibantu sekuat-kuatnya. ini tugas Anda, tugas saya dan tugas kita bersama," ujar Deputi Kepala Staf Kepresidenan periode 2015-2019.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020