Pulang Pisau ke depan bisa menjadi salah satu lokasi dan lumbung padi dari pengembangan program ketahanan pangan nasional
Pulang Pisau, Kalteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, mencadangkan 56.000 hektare lahan pertanian untuk mendukung pengembangan program "Food Estate" tahap kedua sebagai bagian kebijakan pemerintah dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.

Food Estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan

“Untuk tahap pertama pemerintah pusat menargetkan optimalisasi lahan pertanian untuk Kabupaten Pulang Pisau seluas 10 ribu hektare. Sebelumnya pemerintah daerah telah menyiapkan 19 ribu hektare lahan pertanian yang benar-benar berpotensi,” kata Bupati Pulang Pisau Edy Pratowo di Pulang Pisau, Minggu.

Hal itu disampaikannya di hadapan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto, Menteri Agraria dan Tata Ruang ATR/ BPN Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan A Djalil, dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga yang meninjau lokasi Food Estate di Desa Belanti Siam Kecamatan Pandih Batu pada Sabtu (27/6).

Edy Pratowo menjelaskan, sebelumnya dilaporkan bahwa Pulang Pisau memiliki 25.000 hektare lahan eksisting siap dioptimalisasi yang didukung sumber daya manusia.

Lokasi lahan pertanian seluas 56.000 hektare ini dipersiapkan untuk pengembangan ketahanan pangan nasional tahap kedua, yang ditargetkan pemerintah pusat dengan luasan pengembangan dan optimalisasi lahan mencapai 148.000 hektare.

“Kita  berharap Kabupaten Pulang Pisau ke depan bisa menjadi salah satu lokasi dan lumbung padi dari pengembangan program ketahanan pangan nasional serta memberikan kesempatan kepada petani untuk bisa mencapai hasil yang lebih optimal,” papar Edy.

Menurut Edy, adanya komitmen dan sinergitas bersama antara pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalam melaksanakan program "Food Estate" dengan didukung pola pertanian modern diharapkan hasil produksi pertanian petani bisa lebih ditingkatkan.

Para petani di daerah setempat, terang Edy, dalam setahun menerapkan pola dua kali tanam, produksi padi yang dihasilkan petani dalam satu hektare padi dari jenis varitas hibrida dan impara menghasilkan 5-7 ton. Sedangkan dalam ujicoba menggunakan padi organik hasil panen petani bisa mencapai 9-10 ton per hektare.

Untuk mendukung pertanian modern ini, juga perlu dilakukan pembenahan dan peningkatan infrastruktur seperti rehabilitasi jaringan irigasi primer dan skunder dengan teknologi yang lebih baik. Buka tutup pintu-pintu air pada saluran irigasi yang dibangun Tahun 1983 lalu masih banyak yang belum di rehabilitasi.

“Program seperti ini sangat ditunggu oleh masyarakat setempat karena dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat di Kalimantan Tengah khususnya di Kabupaten Pulang Pisau ,” ujar Edy Pratowo.

Baca juga: Pusat akan sediakan Rp6 triliun realisasikan 'food estate' di Kalteng
Baca juga: Menko Perekonomian: Lumbung pangan di Kalteng pilihan tepat

Pewarta: Kasriadi/Adi Waskito
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020