Jakarta (ANTARA) - Pengelola Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng di Jakarta Pusat tidak menerapkan aturan ganjil genap nomor ponsel bagi jamaah yang hendak Shalat Jumat meski Dewan Masjid Indonesia (DMI) menganjurkan langkah tersebut.

"Kan poin yang dianjurkan itu ada beberapa. Kalau yang masjid lahannya luas itu enggak masalah, tidak perlu membagi gelombang (dengan ganjil genap)," kata Kepala Bidang Umum dan Operasional Masjid Agung Sunda Kelapa Laode saat dihubungi, Jumat.

Pelaksanaan Shalat Jumat di Masjid Sunda Kelapa hanya akan dilakukan satu kali dan tidak terbagi menjadi dua gelombang karena kapasitasnya sudah disesuaikan dengan protokol kesehatan, mulai dari pemberian jarak antarumat hingga pengecekan suhu tubuh.

Laode mengatakan, Masjid Sunda Kelapa mampu menampung banyak orang dalam satu kali ibadah Shalat Jumat karena memaksimalkan penggunaan ruang yang ada.

"Kalau dulu kan hanya tiga ruangan yang digunakan untuk ibadah Shalat Jumat dalam kondisi normal. Ruangannya itu hanya aula, ruang ibadah utama, sama serambi. Kalau sekarang seluruh area masjid digunakan, dengan halamannya, lapangan bola, pelataran semua dipakai," kata Laode.

Baca juga: Masjid Sunda Kelapa terapkan protokol kesehatan saat Shalat Jumat
Baca juga: Kuliner Masjid Sunda Kelapa yang bikin kangen


Laode tetap mengingatkan jamaah yang akan menjalani Shalat Jumat di Masjid Sunda Kelapa menaati protokol kesehatan seperti membawa sajadah sendiri, membawa tas untuk alas kaki, hingga melakukan wudhu dari rumah.

"Dipastikan protokol kesehatan yang ada tetap berjalan," kata Laode.

Pada Selasa (16/6) DMI Pusat menerbitkan surat edaran mengenai pelaksanaan Shalat Jumat bergelombang berdasarkan nomor ponsel dan diadakan dalam dua gelombang, yaitu pukul 12.00 WIB dan 13.00 WIB.

Hal ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan massa yang beribadah di masjid dan ibadah dapat tetap berjalan dengan aman mengikuti protokol kesehatan di masa transisi menuju normal baru.

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020