nama "Tunon Taka" pada pelabuhan tersebut sudah disepakati bersama sejak pertama kali pelabuhan ini dibuka
Nunukan (ANTARA) - Masyarakat adat Kalimantan yang tergabung dalam paguyuban PUSAKA memprotes PT Pelindo Cabang Nunukan soal pemberian nama pelabuhan domestik yang semula  bernama Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, tetapi pasca renovasi  menjadi Pelabuhan Nunukan.

Pada pertemuan yang berlangsung di Kantor PT Pelindo Cabang Nunukan, Senin, masyarakat  meminta agar penamaan itu  dapat diubah untuk menghargai suku asli Kalimantan di Kabupaten Nunukan.

Malah Basri, salah seorang masyarakat adat Tidung meminta agar semua penamaan di pelabuhan mencantumkan  "Tunon Taka" sebelum pelabuhan diresmikan.

Baca juga: Dideportasi dari Sabah, dua buruh migran Indonesia reaktif COVID-19

"Kami minta PT Pelindo tidak meresmikan dulu pelabuhan ini sebelum nama pelabuhan diubah menjadi Pelabuhan Tunon Taka Nunukan. Kami minta ya pak," harap Basri.

Perwakilan masyarakat adat PUSAKA lainnya pun mengajak PT Pelindo menghormati suku asli Kalimantan dengan tidak menghilangkan tulisan "Tunon Taka".

Sebab nama "Tunon Taka" pada pelabuhan tersebut sudah disepakati bersama sejak pertama kali pelabuhan ini dibuka.

Baca juga: Saat pandemi COVID-19, ratusan TKI di Sabah dideportasi ke Nunukan

General Manager PT Pelindo Cabang Nunukan, Teguh Firdaus didampingi Manager Operasi, Damsi di depan masyarakat adat berjanji akan mengakomodir protes tersebut dengan tetap memasang "Tunon Taka" di pintu gerbang masuk dan papan nama terminal.

Meskipun, sejak awal tulisan "Tunon Taka" pada beberapa plang atau papan nama pelabuhan itu dihilangkan. Seperti nama di terminal hanya bertuliskan Pelabuhan Nunukan dan pintu gerbang hanya tertulis Port Of Nunukan.

"Saya akan berkoordinasi dengan rekanan yang mengerjakan tahapan proyek ini agar mengubah tulisan Pelabuhan Nunukan menjadi Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.

Kemudian, Teguh juga berjanji akan memasang ornamen-ornamen adat suku asli Kalimantan khususnya Suku Tidung dan Dayak di area halaman pelabuhan tersebut.

Baca juga: Dua WNA Malaysia positif COVID-19 dirawat di Nunukan minta dipulangkan

Ia bersama Damsi (Manager Operasi) menyatakan, renovasi pelabuhan ini belum rampung sehingga segala kekurangan yang butuh perbaikan masih bisa dilakukan. Seperti keinginan masyarakat adat setempat agar tidak menghilangkan tulisan "Tunon Taka"

Menurut masyarakat adat, pemberian nama Pelabuhan Tunon Taka ini memiliki nilai sejarah panjang dan makna tersendiri bagi suku asli Kalimantan di Kabupaten Nunukan.

Oleh karena itu, kata mereka sangat tidak etis apabila PT Pelindo Cabang Nunukan sampai menghilangkan nilai sejarah dari nama pelabuhan tersebut.

Pewarta: Rusman
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020