Sedang produksi 20.000 unit dalam minggu ini pesanan BPPT untuk dapat distribusikan
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan 20.000 Rapid Diagnostic Test (RDT) Kit untuk deteksi antibodi IgG/IgM sedang diproduksi untuk mengetahui infeksi COVID-19.

"Sedang produksi 20.000 unit dalam minggu ini pesanan BPPT untuk dapat distribusikan," kata Kepala BPPT Hammam Riza kepada ANTARA, Jakarta, Kamis.

Perangkat RDT untuk deteksi IgG/IgM dikembangkan oleh BPPT, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Mataram, PT Hepatika Mataram. Perangkat RDT buatan lokal itu memiliki sensitifitas 98 persen dan spesifitas 96 persen.

Hammam menuturkan pada 12 Juni 2020, diharapkan produksi 20.000 perangkat tes cepat itu selesai. Distribusi alat tes cepat itu akan dilakukan Pusat Pelayanan Teknologi (Pusyantek)

"Distribusi 20.000 unit oleh Pusyantek BPPT mulai tanggal 16 Juni 2020," ujar Hammam.

Hammam mengatakan di luar 20.000 unit RDT Kit untuk deteksi antibodi IgG/IgM, saat ini uji validasi sudah dalam tahap akhir terhadap 10.000 unit untuk jenis perangkat yang sama.

Perangkat tes deteksi cepat itu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tes cepat mendesak COVID-19.

BPPT telah menyampaikan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 agar memproduksi sebanyak dua juta unit RDT kit tersebut untuk kebutuhan dalam negeri.

Baca juga: BPPT targetkan purwarupa alat tes cepat COVID-19 selesai Mei

Baca juga: BPPT akan luncurkan citra medik untuk deteksi COVID-19

Ketua TFRIC-19 Soni Solistia Wirawan mengatakan RDT antibodi IgG/IgM bisa mendeteksi secara cepat keberadaan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dalam waktu 5-10 menit cukup dengan meneteskan darah atau serum pada alat RDT Kit IgG/IgM.

RDT Kit IgG/IgM dirancang menggunakan platform teknologi imunokromatografi yang berbasiskan virus lokal Indonesia, sehingga diharapkan lebih sensitif dan lebih spesifik untuk orang Indonesia dibandingkan produk impor.

Perangkat tes cepat itu bermanfaat untuk deteksi antibodi IgM dan IgG orang terpapar COVID-19 baik digunakan untuk orang tanpa gejala, orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), post infeksi dan gambaran herd immunity.

Alat tersebut praktis atau mudah diaplikasikan di mana saja, spesifik, murah, tanpa alat pendukung lain, cepat memberikan hasil yang dalam waktu paling lama 15 menit.

Pada 9 Mei 2020, telah didapatkan Nomor Izin Edar (NIE) dari Kementerian Kesehatan RI dengan nomor AKD 20303020697.

Pada pekan kedua Mei 2020 mulai dilakukan uji validasi pada beberapa rumah sakit di Yogyakarta, Solo, Semarang dan Surabaya.

Pada Juni 2020, direncanakan 40.000 RDT kit untuk didistribusikan diantaranya ke rumah sakit-rumah sakit. Pada Juli-Agustus 2020, ditargetkan 100.000–500.000 perangkat RDT yang akan diproduksi massal oleh PT Hepatika Mataram, BPPT dan industri lain.

Baca juga: BPPT serahkan bantuan penanganan COVID-19 untuk Tangsel-Banten

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020