Rencana pelaksanaan new normal juga menjadi faktor positif untuk penguatan rupiah karena ekonomi akan aktif kembali
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan diperkirakan menguat seiring pasar yang masih merespons positif pembukaan kembali ekonomi di sejumlah negara.

Pada pukul 9.43 WIB rupiah menguat 30 poin atau 0,22 persen menjadi Rp14.065 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.095 per dolar AS.

"Penguatan aset-aset berisiko agak tertahan pagi ini karena pasar mengevaluasi data-data ekonomi yang masih memburuk seperti data tenaga kerja yang masih menunjukkan peningkatan pengangguran," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.

Malam ini, lanjut Ariston, pasar akan menantikan data ketenagakerjaan non-pertanian AS (US Non Farm Payrolls).

Baca juga: Dolar AS jatuh di tengah momentum penguatan euro

Kendati demikian, kata dia, aset berisiko masih berpotensi menguat hari ini karena pasar masih merespons positif pembukaan ekonomi sejumlah negara di tengah mulai melandainya pandemi COVID-19.

"Ditambah dengan rencana stimulus baru dari beberapa negara seperti AS, Jepang dan Zona Euro yang akan membantu pemulihan ekonomi ke depan," ujar Ariston.

Saat ini AS masih dalam diskusi untuk menggelontorkan stimulus fiskal baru. Sedangkan Bank Sentral Eropa (ECB) akan menyediakan dana lebih dari 1 miliar Euro untuk program pembelian obligasi.

Sementara itu bank sentral Jepang berencana melipatgandakan bantuan ke sektor UKM.

Baca juga: Melemah, dolar AS diperdagangkan di paruh bawah 109 yen

Menurut Ariston, rupiah masih berpotensi menguat hari ini dengan sentimen positif di atas. "Rencana pelaksanaan new normal juga menjadi faktor positif untuk penguatan rupiah karena ekonomi akan aktif kembali," katanya.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi bergerak menguat di kisaran Rp14.000 per dolar AS dan potensi resisten Rp14.200 per dolar AS.

Pada Kamis (4/6) lalu, rupiah ditutup stagnan atau sama dengan hari sebelumnya di level Rp14.095 per dolar AS.

Baca juga: Harga emas "rebound," dipicu dolar lemah dan Wall Street hentikan reli

Baca juga: IHSG akhir pekan diprediksi terus melemah, dipicu aksi ambil untung




 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020