Jakarta (ANTARA) - Badan Interaksi Sosial Masyarakat (Bisma), wadah kerukunan antarumat beragama, mengajak masyarakat untuk menaati aturan dan imbauan dari pemerintah memasuki penerapan normal baru (new normal) agar kondisi perekonomian nasional segera pulih.

"Hentikan kebiasaan menghina orang lain, termasuk pemerintah, sebab belum tentu yang suka menghina-hina itu kalau dikasih kepercayaan memimpin bangsa ini bisa berbuat lebih baik," kata Ketua Harian Bisma Dr. John Palinggi, melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, kondisi perekonomian Indonesia saat ini yang tengah jatuh akibat pandemi COVID-19 yang tidak lantas langsung menjadi baik ketika diberikan kelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Baca juga: Kapolda Metro Jaya sebut PSBB Jakarta berhasil

Butuh waktu dan proses yang tidak sebentar. Namun, lanjut dia, apabila ingin mempercepat, butuh sikap taat dan tunduk terhadap aturan pemerintah.

John mengingatkan jika saat ini pemerintah dengan segala kalkulasinya mencoba memberi kelonggaran, terutama dalam berbisnis yang harus didukung sebagai bentuk perhatian terhadap dunia usaha.

Karena pada akhirnya pun, menurut dia, roda ekonomi memang harus digerakkan kembali.

"Jangan merasa diri paling hebat. Mungkin saja ada kekurangan dalam kebijakan pemerintah dan aplikasinya, ya, kasih masukan saja. Bukan malah menghina-hina lewat media sosial dan lainnya. Tuhan marah kepada orang yang gemarnya mencaci-maki sesamanya," ujarnya.

Berbicara mengenai kehidupan new normal, kata John, salah satunya adalah perubahan perilaku, termasuk berhenti menghina-hina orang lain, apalagi pemimpin bangsa.

"Saya melihat selama pandemi COVID-19, Presiden dan seluruh jajarannya telah berupaya keras menerapkan kebijakan-kebijakan strategis. Meski dicerca dan dihina, so far semua berjalan baik dan efektif. Bahkan, komunikasi dan koordinasi pusat dan daerah berjalan sangat smooth dan terarah. Untuk bisa demikian, tidak semudah membalikkan telapak tangan," katanya.

John yang juga Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (Ardin) itu meminta semua pihak taat pada aturan yang ada.

"Terkadang yang suka menghina-hina juga hidupnya banyak cacat etika. Bisanya kritik sana-sini tetapi tidak berkaca diri," katanya menandaskan.

Baca juga: PSBB transisi di Kota Bogor dilanjutkan karena masih belum aman

Seharusnya, kata dia, jika sudah keluar kebijakan pemerintah, sebagai warga negara yang baik tunduk pada aturan yang ada.

Menurut dia, yang perlu dikembangkan adalah budaya gotong royong dan kebersamaan agar bahu-membahu untuk membangkitkan bangsa ini dari keterpurukan ekonomi.

John mengatakan bahwa new normal adalah upaya pemerintah menyeimbangkan antara ketaatan masyarakat pada protokol kesehatan dan mencoba memutar pelan-pelan roda perekonomian.

Ia menegaskan bahwa pandemi COVID-19 yang melanda dunia ini dan membuat orang sekarang wajib pakai masker bisa jadi sebagai pertanda dari Tuhan agar manusia bertobat untuk tidak lagi gampang menghina, mencaci, menipu, membohongi, serta menggunjingkan orang lain.

"Hati-hati kalau kita tidak tanggap dengan tanda-tanda ini, bukan tidak mungkin ke depan maskernya akan naik menutupi mata kita. Hentikan semua kebiasaan negatif kita supaya maskernya turun ke bawah dan kita bisa hidup normal kembali," pungkasnya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020