Pasar Digital Jawa Barat ini merupakan upaya strategis untuk membantu pedagang tetap dapat berjualan dan pembeli dapat melakukan transaksi dagang dengan mengoptimalkan belanja dari rumah melalui aplikasi ini.
Bandung (ANTARA) - Kementerian Perdagangan mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang meluncurkan program Pasar Digital Jawa Barat karena selaras dengan implementasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah termasuk Jawa Barat yang dimulai pada 6 Mei 2020.

“Pasar Digital Jawa Barat ini merupakan upaya strategis untuk membantu pedagang tetap dapat berjualan dan pembeli dapat melakukan transaksi dagang dengan mengoptimalkan belanja dari rumah melalui aplikasi ini,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Jumat.

Peluncuran Program Aplikasi Pasar Digital “Dipasar” dilakukan di Gedung Negara Pakuan, Jalan Otista Kota Bandung dan pada kesempatan tersebut Mendag melalui “Kemenag Peduli” menyerahkan donasi penanggulangan COVID-19 ke Pemerintah Provinsi Jabar.

Baca juga: Ini tujuh strategi Kemendag hadapi pandemi COVID-19

Mendag juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah mewujudkan komitmen pemerintah dalam menyediakan pelayanan digital bagi pedagang pasar dan masyarakat selama pandemi COVID-19.

"Jadi selain sebagai solusi pemenuhan kebutuhan bahan pangan bagi masyarakat selama pandemi COVID-19, inisiatif dan program ini diharapkan dapat mendorong digitalisasi pasar tradisional di Indonesia, sehingga perekonomian pasar serta ekosistem pendukungnya akan semakin kuat di masa mendatang," kata Mendag Agus.

Selain itu, inisiasi pegawai ditambah dengan elemen masyarakat lainnya yaitu asosiasi dan pelaku usaha melalui “Kemendag Peduli” juga memberikan bantuan berbagai alat kesehatan, APD, beberapa jenis sembako dan donasi uang tunai Rp200 juta untuk tenaga medis dan tenaga kesehatan di beberapa rumah sakit di Jawa Barat.

Dia mengatakan upaya penanganan dampak pandemi COVID-19 menjadi perhatian serius pemerintah da percepatan penanganan dilakukan di semua aspek kehidupan termasuk di bidang perdagangan.

Pemerintah mendorong terwujudnya kepedulian dan gotong royong antar elemen masyarakat untuk saIing menolong dan membantu.

Baca juga: Dukung belanja dari rumah, pedagang pasar luncurkan aplikasi 'dipasar'

Sebagai bentuk kepedulian dan penanggulangan penyebaran dan dampak pandemi COVID-19, Kementerian Perdagangan melalui Ditjen Perdagangan Dalam Negeri memberikan bantuan sarana dan prasarana kesehatan untuk pedagang dan pembeli di 157 pasar rakyat sebesar Rp5,4 miliar.

Bantuan ditargetkan ke enam provinsi yang berstatus zona merah pandemi COVID-19 di Indonesia.

Tidak hanya itu dalam membantu penguatan gudang-gudang Sistem Resi Gudang (SRG) yang terkena COVID-19, Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) juga menyalurkan berbagai alat kesehatan untuk 10 gudang SRG pada enam kabupaten/kota di Jawa Barat.

Menteri Agus mengatakan bantuan sarana dan prasarana perdagangan menjadi bagian program refocusing anggaran Kementerian Perdagangan yang ditargetkan untuk membantu pedagang dan pembeli di 157 pasar rakyat di enam provinsi zona merah pandemi COVID-19, yaitu DKI Jakarta (20 pasar), Jawa Barat (54 pasar), Banten (12 pasar), DI Yogyakarta (7 pasar), Jawa Tengah (35 pasar), dan Jawa Timur (29 pasar) dengan total anggaran sebesar Rp5,4 miliar.

Bantuan alat kesehatan untuk 54 pasar rakyat tersebut ditujukan untuk 27 kabupaten di Jawa Barat yang meliputi tangki air, wastafel, dudukannya, selang masuk dan keluar 54 unit, masker 540 dus, sarung tangan plastik 540 dus, sarung tangan lateks 162 dus, sabun cair 54 jerigen dan bilik antiseptik 54 unit serta cairan antiseptik, sejumlah 54 jerigen.

“Bantuan alat dan sarana kesehatan untuk penanggulangan COVID-19 tersebut sangat penting agar pasar rakyat tetap dapat beroperasi dengan mengedepankan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah dan terus menjaga kebersihan dan higienis produk yang diperdagangkan sehingga para pedagang dan pelaku usaha kecil tidak terus mengalami penurunan transaksi penjualan dan omsetnya di masa sulit ini," katanya.

"Selain itu pedagang dan pelaku usaha juga dapat menyediakan berbagai barang kebutuhan pokok untuk menjaga kesehatan dan imunitas masyarakat,” lanjut Mendag Agus.

Baca juga: Pengaturan jarak pedagang pasar tradisional diterapkan secara nasional

Selain itu, Pemprov Jawa Barat juga menerima bantuan alat kesehatan, APD dan sembako serta uang tunai dari “Kemendag Peduli” berupa baju APD (2000 buah), masker medis (5.000 buah), hand gloves (7.000 buah), face shield (1.000 buah), cover shoes (400 buah), hand sanitizer (100 buah), suplemen (1.540 buah), beras satu ton, mi instant (100 dus karton), minyak goreng (2000 lt), serta donasi uang tunai Rp200 juta.

Bantuan Kemendag melalui Bappebti untuk 10 gudang di 6 kabupaten/kota se-Jawa Barat berupa masker kain untuk karyawan pengelola gudang SRG, wastafel portable, sabun pencuci tangan, alat semprot elektrik, obat disinfektan untuk kendaraan angkut, kaca mata pelindung, masker anti air dan sarung tangan karet.

“Pengelola Gudang SRG yang selalu berhubungan dengan petani, kelompok tani, gapoktan, koperasi maupun pelaku usaha (pedagang, prosesor, pabrikan) juga penting sekali untuk dijaga kesehatannya sehingga bantuan ini diharapkan dapat mencegah penyebaran dan sekaligus mengantisipasi terjangkitnya wabah COVID-19 kepada para pengelola gudang SRG,” kata Mendag Agus.

Berita acara serah terima bantuan “Kemendag Peduli” ditandatangani oleh Ketua Tim Satgas Kemendag Peduli yang juga Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Oke Nurwan kepada Ketua Divisi Logistik Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Arifin Soedjayana disaksikan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020