Pada tahun 2020 ini kami akan menyalurkan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebanyak 2.000 unit rumah di Provinsi Bengkulu
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan siap untuk membedah 2.000 rumah di Bengkulu, sebagai upaya mendorong peningkatan kualitas rumah tidak layak huni milik masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

"Pada tahun 2020 ini kami akan menyalurkan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebanyak 2.000 unit rumah di Provinsi Bengkulu," kata Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Provinsi Bengkulu, Syamsul Bahri dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia memaparkan, penyaluran BSPS di Provinsi Bengkulu akan di lakukan secara dua tahap. Pada tahap pertama akan dilaksanakan sebanyak 1.200 unit rumah di tujuh kabupaten/kota dan tahap kedua sebesar 800 unit di 10 kabupaten/kota.

Sebanyak 2.000 unit rumah yang akan dibedah tersebut semuanya akan mendapatkan dana Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya dengan besaran Rp17,5 juta per unit rumah.

Rinciannya adalah Rp15 juta untuk bahan material bangunan dan sisanya Rp2,5 juta untuk jasa tukang.

Dalam proses penyaluran dana Program BSPS tersebut, Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR melalui SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Bengkulu telah melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk area Bengkulu untuk menyalurkan bantuan dana Program BSPS di wilayah Bengkulu.

"Kami berharap dengan adanya kegiatan BSPS ini nantinya dapat membantu masyarakat di Provinsi Bengkulu ini yang belum memiliki hunian tinggal yang layak bisa memiliki hunian yang lebih baik dan sehat," harapnya.

Sebagaimana diwartakan, di tengah merebaknya pandemi COVID-19, konsultan properti Colliers International menyatakan bahwa pasar properti di kawasan Asia-Pasifik, termasuk di Indonesia, sebenarnya menunjukkan adanya kesempatan jangka panjang.

"Meski dampak pandemi terhadap sentimen properti terus terlihat di kawasan, tetapi kesempatan muncul di sepajang pasar dan sektor industri di Asia Pasifik. Meski gambaran properti regional masih belum jelas, tetapi paket stimulus yang kuat dan fundamental ekonomi yang sulit menjadi bantalan terhadap dampak itu," kata Managing Director of Capital Markets Colliers International Asia, Terence Tang.

Sementara itu, Head of Capital Markets Colliers International Indonesia Steve Atherton mengatakan bahwa melemahnya nilai mata uang sebenarnya bisa menjadi kesempatan untuk pembelian dengan diskon yang signifikan bagi modal asing yang memasuki pasar suatu negara, termasuk di Indonesia.

Steve berpendapat bahwa rumah tapak, lahan industri, dan konsep kota baru, terutama di sekitar lahan industri baru, adalah pendorong besar pada kuartal-I 2020.

Baca juga: Kementerian PUPR ingin buat hunian layak lewat program bedah rumah

Baca juga: PUPR pastikan pelaksanaan program BSPS berjalan di tengah COVID-19

Baca juga: Program Padat Karya PUPR jangkau 4.745 desa

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020