Terakhir dirawat dengan status PDP, tapi untuk positif atau tidaknya, kita belum tahu
Jakarta (ANTARA) - Pegawai Rumah Sakit Tarakan Jakarta Pusat melepas keberangkatan jenazah perawat Shelly Ziendia Putri dengan penghormatan terakhir, Minggu (19/4).

"Penghormatan terakhir ini merupakan bentuk solidaritas sesama profesi saat rekan mereka wafat dalam tugas," ujar Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah di Jakarta, Senin sore.

Pelepasan jenazah perawat yang bertugas di tim Ambulans Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan DKI itu viral di berbagai akun media sosial seperti di Instagram, Senin.

Salah satunya seperti yang diposting oleh @tonyariaagung, dalam video berdurasi kurang dari sepuluh detik itu menggambarkan suasana haru pelepasan jenazah Shelly.

Baca juga: Mayoritas perawat gugur karena COVID-19 perempuan

Puluhan pegawai berseragam biru berjajaran di sisi lintasan keluar parkiran gedung IGD RS Tarakan seraya memberikan penghormatan terakhir pada jasad almarhumah yang dibawa oleh ambulans.

Harif mengatakan Shelly menjalani tugas terakhirnya di AGD Dinkes DKI dan wafat di RSUD Tarakan.

"Memang salah satu tugas yang almarhumah emban adalah mengantar pasien rujukan COVID-19 ke sejumlah rumah sakit," ujarnya.
Postingan duka cita Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) atas wafatnya Shelly Ziendia Putri dalam mengemban tugas mengantar pasien rujukan COVID-19. (ANTARA/HO-PPNI)

"Terakhir dirawat dengan status PDP (pasien dalam pengawasan), tapi untuk positif atau tidaknya, kita belum tahu," ujar Harif.

Perempuan berkerudung itu dikabarkan wafat pada Minggu (19/4) pukul 20.50 WIB.

Baca juga: Perawat gunakan pita hitam bentuk duka cita terhadap rekan sejawat

Pernyataan duka cita juga datang dari Keluarga Besar Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI).

Shelly menjadi perawat ke-16 yang telah gugur selama mengemban tugas sebagai perawat pasien COVID-19 di Indonesia.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020