Dalam jangka panjang, penutupan PKS akan berdampak pada rusaknya tanaman sawit karena kacaunya siklus panen.
Pekanbaru (ANTARA) - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menyatakan nasib lebih kurang 18 juta petani sawit Indonesia berada pada operasional Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang menyebar di 22 provinsi di seluruh Nusantara.

"Ada sekitar 18 juta manusia yang menggantungkan hidupnya pada tanaman ini. Belum lagi mereka yang bersentuhan dengan aktivitas kelapa sawit ini," kata Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Apkasindo, Rino Afrino dalam keterangannya yang diterima Antara di Pekanbaru, Selasa.

Untuk itu, Rino sangat berharap bahwa pemilik PKS tidak menghentikan operasional pabrik mereka meski berada di tengah situasi ekonomi rumit akibat dampak dari wabah Corona Virus Disease 2019 yang telah melanda 200 negara dunia.

Dia menjelaskan, dari 14,3 juta hektare perkebunan sawit Indonesia, 42 persen di antaranya merupakan milik petani sawit. Sehingga dia mengkhawatirkan betapa besarnya dampak ekonomi yang akan dialami petani sawit jika operasional pabrik dihentikan.

"Bisa kita bayangkan berapa TBS (tandan buah segar) petani yang akan busuk jika produksi per hektare mereka dalam sebulan antara 800 kilogram hingga 1.100 kilogram," kata Rino merinci.

Baca juga: Gapki: Industri sawit khawatir COVID-19 terus tekan harga CPO

Selain berdampak pada busuknya TBS dan buruknya situasi ekonomi, dia juga mengatakan bahwa dalam jangka panjang akan berdampak pada rusaknya tanaman sawit karena kacaunya siklus panen.

"Siklus panen yang kacau akan membuat tanaman jadi terganggu. Banyak masalah baru yang akan muncul. Jadi, kami sangat berharap, 'PKS must go on'. Sebab masih ada sederet cara yang bisa dilakukan untuk menghindari wabah corona tadi meski pekerja beraktivitas. Tentu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dan itu masih sangat memungkinkan," ujar Auditor ISPO ini.

Rino juga berharap sebagai otoritas pemberi izin, pemerintah daerah bisa mengeluarkan imbauan kepada PKS untuk terus beroperasi dan mengawasi praktek tata niaga TBS di PKS yang ada di wilayah masing-masing.

Baca juga: Harga sawit Riau kembali turun karena penyebaran virus corona

"Saya yakin, sepanjang Indonesia tidak 'lockdown', tidak ada alasan PKS tutup, jika PKS memaksakan diri tutup, patut dievaluasi segala perizinannya dan bila perlu dicabut izinnya supaya tutup selamanya," tegas Rino.

Lebih jauh Rino juga mengatakan berdasarkan pengawasan rutin yang dilakukan Apkasindo terhadap para petani sawit di seluruh Indonesia, belum ada yang terjangkit virus mematikan ini.

"Alhamdulillah, dari pantauan kami di 22 provinsi di Indonesia, semua petani anggota kami aman dari COVID-19. Pekerja dan petani sawit sedikit diuntungkan lantaran selalu berjemur di terik matahari saat melakukan aktivitas sehari-hari. Semoga aktivitas rutin semacam ini terus bisa menjaga kami petani sawit dari pandemi corona itu," ujarnya.

Meski begitu, Rino mengatakan Apkasindo tidak akan berpangku tangan. Dia memastikan pihaknya akan terus berpartisipasi mulai dari memberikan suplemen makanan, peralatan disinfektan serta menjalin kerja sama dengan kepolisian.

RI-Belanda kerja sama pemberdayaan petani sawit

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020