Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan di rumah, orang bisa cari kesempatan juga untuk usaha daring (online)
Jakarta (ANTARA) - Aliansi Telemedis Indonesia menyatakan bahwa membuka usaha dalam jaringan (daring) bisa menjadi alternatif untuk menghalau rasa bosan selama menjalani masa "physical distancing" (menjaga jarak fisik antarmanusia)  di rumah sehingga tetap produktif dalam upaya mencegah dampak psikologis yang ditimbulkan oleh wabah COVID-19.

"Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan di rumah, saya misalnya menanam pohon, menanam tanaman-tanaman di pekarangan, orang bisa cari kesempatan juga untuk usaha daring (online)," kata Ketua Aliansi Telemedis Indonesia Prof dr Purnawan Junaidi, M.Ph., P.Hd dalam dialog di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Minggu.

Menurut dia beberapa orang bisa menangkap peluang usaha baru selama menjalani masa  "physical distancing" akibat dampak wabah COVID-19.

Salah satunya jenis usaha yang potensial untuk dikerjakan, kata dia, yakni membuat masker karena sangat dibutuhkan pada situasi saat ini.

"Bikin masker untuk usaha 'online' karena masker dari kain itu sebenarnya cukup membantu karena virus COVID-19 ini menular bukan dari udara tapi dari 'droplets', yaitu media yang ada di bagian mukosa pada mata, hidung dan mulut," katanya.

Droplet adalah cairan yang keluar setiap kali seseorang bersin atau batuk.

Menurut dia, masker kain bisa digunakan dalam situasi saat ini sepanjang penggunaannya harus memerhatikan kebersihan dan keamanannya.

"Masker kain itu sepanjang digunakan begitu sampai di rumah dicuci, besoknya diganti lagi dengan yang sudah bersih tidak masalah," kata Purnawan yang juga Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Tapi, membuka usaha secara daring juga harus memperhatikan standar kebersihan dan keamanan dari barang yang diproduksi, termasuk pada saat pengirimannya kepada konsumen.

Menurut dia ada tiga sumber penularan COVID-19 yang sering terlupakan oleh masyarakat, yakni barang belanja daring, transaksi uang tunai dan interaksi dengan orang terdekat.

"Barang-barang yang kita terima secara 'online' itu kan tidak tahu bagaimana prosesnya, bagaimana yang mengantarnya, ini harus kita lakukan sebagai upaya menghindari benda terinfeksi," demikian Purnawan Junaidi.


Baca juga: Isolasi mandiri pasien COVID-19 dipantau lewat layanan medis daring

Baca juga: Mendikbud: 832 perguruan tinggi lakukan pembelajaran daring


Baca juga: Pemkot Depok imbau warga manfaatkan daring untuk pelayanan publik

Baca juga: Rutan Kudus berlakukan kunjungan ke narapidana secara "daring"

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020