kami berharap warga korban bencana alam bersikap sabar
Lebak (ANTARA) - Sejumlah warga korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak meminta kejelasan pembangunan rumah tetap atau huntap yang dijanjikan pemerintah, karena hingga kini belum ada realisasinya.

"Kami sampai saat ini belum memiliki tempat tinggal setelah hancur diterjang bencana," kata Mukti (40) warga Cinyiru Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak, Senin.

Ia menjelaskan, masyarakat yang kehilangan rumah di sini cukup banyak hingga ratusan kepala keluarga dan mereka kini tinggal di posko pengungsian, mengontrak hingga rumah kerabat.

Ia menagih pembangunan huntap yang dijanjikan pemerintah dengan memberikan dana Rp50 juta bagi rumah rusak berat atau hanyut, rumah sedang Rp25 juta dan rumah ringan Rp10 juta.

Namun, dana yang dijanjikan itu hingga kini belum jelas dan warga yang terdampak bencana alam juga belum mengetahui nasib ke depan.

Baca juga: Warga Lebak kembali diminta waspadai banjir dan longsor
Baca juga: ACT: tiga tahap bantu korban banjir bandang Lebak


"Kami merasa bingung karena belum jelas untuk tinggal dimana setelah rumah miliknya rusak berat akibat diterjang longsor," kata Mukti yang kini tinggal di rumah kerabat.

Ia mengatakan, dirinya dan warga lainnya di sini mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, karena pasca-bencana alam tersebut malas untuk kembali bekerja karena mereka kehilangan rumah dan barang-barang.

Biasanya, dirinya bekerja sebagai buruh bangunan ke luar daerah, namun kini merasa kasihan melihat anggota keluarga ditinggalkan.

Karena itu, dirinya terpaksa bekerja mengatur lalu lintas di lokasi jalan Cipanas-Citorek rusak dengan imbalan kasihan pengemudi angkutan.

"Kami merasa terbantu bekerja mengatur lalu lintas dan sehari terkadang bawa uang Rp40 ribu," katanya.

Alamat (60) seorang warga Seupang Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak mengatakan dirinya sejak tiga bulan terakhir ini tinggal di tenda pengungsian terbuat dari terpal plastik dan hamparan bambu.

Mereka warga korban banjir bandang yang tinggal ditenda pengungsian mencapai 50 unit dengan penghuni 70 kepala keluarga (KK) dan 290 jiwa kini belum mengetahui nasibnya ke depan karena tidak ada kejelasan untuk dilakukan relokasi.

"Kami berharap pemerintah bisa merealisasikan pembangunan huntap bagi korban bencana," katanya.

Baca juga: ACT bangun hunian korban banjir bandang Lebak
Baca juga: Jembatan permanen pascabencana didambakan warga pedalaman Lebak-Banten


Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Madias mengatakan pemerintah daerah hingga kini belum merealisasikan pembangunan hunian sementara maupun hunian tetap.

Namun, pihaknya mengutamakan pelayanan dasar bagi warga korban bencana banjir bandang dan longsor.

Mereka warga korban bencana alam tersebar di posko pengungsian Pusdiklatpur Ciuyah, posko Cibadung, posko Seupang dan posko Susukan.

"Kami berharap warga korban bencana alam bersikap sabar untuk pembangunan huntara dan huntap yang dijanjikan pemerintah, namun yang penting mereka terpenuhi kebutuhan makan sehari-hari," katanya.

Baca juga: Lahan pertanian korban banjir Lebak direhabilitasi Distan Banten
Baca juga: Warga korban banjir di Lebak butuh permodalan
Baca juga: QudwahCare Lebak bangun jembatan gantung pasca-bencana

 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020