Jakarta (ANTARA) - Pembina Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) Rokhmin Dahuri mengatakan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia pada level internasional unggul dalam banyak hal, namun menjadi terkedala hanya lemahnya dalam pengusaan bahasa asing.

"Sebagai pekerja internasional ABK asal Indonesia dikenal rajin, loyal, displin dan penurut. Kekurangan mereka hanya pada penguasaan bahasa asing," ujar Rokhmin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Dia menambahkan ABK asal Indonesia disukai oleh pengusaha yang bergerak di sektor perikanan dan kelautan. Hal itu dibuktikan pada saat virus corona jenis baru atau COVID-19 merebak di kapal pesiar, sebagian besar yang bekerja adalah ABK asal Indonesia.

"Kami berkeinginan untuk mendidik nelayan kita yang terampil dan siap kerja dalam dan luar negeri," tambah dia.
Baca juga: Indonesia berencana pulangkan 60 ABK dari Amerika
Baca juga: Menteri Edhy kukuhkan asosiasi kepala dinas perikanan Indonesia


Oleh karena itu, melalui SPPI maka diharapkan generasi muda yang berkeinginan menjadi pelaut bisa meningkatkan kemampuan bahasa asing baik itu Bahasa Inggris atau bahasa lainnya.

SPPI berkomitmen untuk melahirkan SDM nelayan yang terampil, memiliki kompetensi, mempunyai etos kerja yang hebat melalui sejumlah pelatihan. Baik itu, Pelatihan Basic Safety Training (BST) maupun Sertifikasi Kecakapan dan Ketrampilan (SKK)

"Alhamdulillah, ribuan ABK kita sudah banyak yang bekerja di Korea dan negara lain baik di sektor perikanan maupun manufaktur," tambah dia.

Rokhmin yang pernah menjadi nelayan itu mengatakan bahwa pendapatan nelayan itu lebih banyak dari petani. Hanya karena boros, dan terkadang suka mabuk-mabukan maka mempengaruhi pendapatan mereka.
Baca juga: Jepang resmi hibahkan kapal pengawas Hakurei Maru untuk Indonesia

Oleh karena itu, penting peranan tokoh agama untuk menanamkan kesadaran beragama agar mereka berhemat, dan tidak konsumtif.

Melalui pelatihan tersebut, Rokhmin berharap pengetahuan menangkap ikan nelayan berubah dari tradisional menjadi modern. Kemudian terjadi perubahan kemampuan dan terjadi perubahan perilaku pada nelayan.

Sebelumnya, Rokhmin Dahuri membuka kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Basic Safety Training (BST) dan Sertifikasi Kecakapan dan Ketrampilan (SKK) Kapal Layar Motor 30- 60 Mil di Kampus Biru Samudera Nusantara di Cirebon, Senin (16/3).
Baca juga: DFW: Bitung percontohan perlindungan awak kapal perikanan

Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020