Pelukan Modi-Trump semakin kencang
New Delhi (ANTARA) - Usai disambut dengan meriah, Presiden AS Donald Trump duduk bersama para pemimpin India pada Selasa, untuk pembicaraan mengenai penjualan senjata dan perselisihan dagang yang telah mengakibatkan ketegangan dalam hubungan kedua negara selama beberapa bulan terakhir.

Lebih dari 100.000 orang mengisi stadion kriket di India barat pada Senin (24/2) untuk acara bertajuk "Namaste Trump" dalam resepsi terbesar bagi seorang pemimpin asing selama bertahun-tahun yang disebut Trump sebagai "tampilan budaya dan kebaikan India yang menakjubkan."
Tetapi kedua negara telah berdebat tentang kesepakatan perdagangan dan pada Selasa Trump akan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di New Delhi untuk mencoba dan menutup selisih  atas komoditas pertanian, peralatan medis, perdagangan digital, dan mengusulkan tarif baru.

AS telah menandatangani perjanjian perdagangan dengan China, dan memisahkan perjanjian dengan Kanada dan Meksiko, serta mendorong perjanjian dengan India yang digambarkan Trump sebagai "raja tarif."

Trump mengatakan dalam rapat umum di Ahmedabad bahwa Modi adalah negosiator yang tangguh tetapi kedua negara berada pada tahap awal kesepakatan besar.

Di New Delhi, Trump mendapat sambutan resmi di istana kepresidenan berdinding bata merah, dengan penghormatan 21 letusan meriam dan prajurit kehormatan berseragam merah yang menunggang kuda.

Baca juga: Trump ingin tingkatkan penjualan peralatan militer ke India
Baca juga: 5 Tewas, 90 luka-luka akibat bentrokan aksi protes di India
Baca juga: India panggil dubes Turki terkait pernyataan Erdogan tentang Kashmir


India adalah salah satu dari sedikit negara besar di dunia di mana peringkat persetujuan pribadi Trump di atas 50 persen dan perjalanan Trump diliput penuh. Beberapa komentator menyebut kunjungan pertama Trump ke negara demokrasi terbesar dunia itu perlu dicatat.

Mereka juga memuji Modi yang memberikan sambutan spektakuler untuk Trump.

"Pelukan Modi-Trump semakin kencang," Times of India menayangkan.

Tetapi ketegangan politik di India ditandai dengan adanya protes keras yang terjadi di Delhi pada Senin atas undang-undang kewarganegaraan baru yang menurut para kritikus mendiskriminasi umat Islam dan merupakan upaya lebih lanjut untuk melemahkan fondasi sekuler demokrasi India. Mereka mengatakan hukum adalah bagian dari pola perpecahan yang diikuti oleh Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata yang dipimpin Modi.

Setidaknya lima orang tewas dan sekitar 90 lainnya cedera dalam bentrokan yang terjadi di bagian lain ibu kota, jauh dari pusat kota tempat Modi menjadi tuan rumah Trump.

Dalam pidatonya pada Senin, Trump memuji kebangkitan India sebagai demokrasi yang stabil dan makmur sebagai salah satu pencapaian abad ini.

"Anda telah menunjukkan diri sebagai negara yang toleran. Dan Anda telah melakukannya sebagai negara bebas yang hebat," katanya.

Trump berencana mengangkat masalah kebebasan beragama di India dengan Modi, kata seorang pejabat administrasi pekan lalu.

Delhi juga telah berjuang mengatasi polusi udara yang tinggi dan pada Selasa kualitas udara cukup buruk di 193 pada indeks pemerintah yang mengukur polusi hingga skala 500. WHO menganggap tingkat polusi udara di atas 60 sebagai tidak sehat.

Sumber: Reuters

Baca juga: Protes berlanjut, Modi tegaskan UU kewarganegaraan tidak anti Muslim
Baca juga: Modi panggil para menteri, bahas situasi keamanan India terkait protes

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020