Palu (ANTARA) - Ratusan perempuan penyintas bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) mengikuti Festival Pasar Terintegrasi yang digelar Yayasan Sikola Mombine dan para mitra kerja di Palu, Sabtu.

"Tim Yayasan Sikola Mombine berencana untuk menjalankan suatu kegiatan yang dapat mendorong pemasaran hasil produksi perempuan penyintas baik dari dampingan Yayasan Sikola Mombine maupun dari perempuan penyintas yang ada di Palu, Sigi dan Donggala," kata Ketua Panitia Festival Nur Safitri Lasibani.

Dengan adanya pasar ini, kata Nur, dapat mmembantupemasaran produk perempuan penyintas untuk menghasilkan pendapatan yang baik pascabencana.

Festival Pasar Terintegrasi Perempuan berlangsung selama sehari (Sabtu 1/2) di Hutan Kota Palu. Perempuan penyintas bencana Pasigala menampilkan berbagai produk hasil kerajinan tangan, makanan olahan dan lainnya.

Nur Safitri mengemukakan tujuan dari pasar terintegrasi yaitu mendekatkan konsumen dengan produk perempuan penyintas.

Kemudian, kata dia, meningkatkan pemasaran produk perempuan penyintas, mendorong keberlanjutan livelihood perempuan pascabencana.

"Membangun kerjasama stakeholders untuk menciptakan pasar yang nyaman, edukatif dan inklusif untuk keberlanjutan ekonomi perempuan penyintas, ini juga menjadi salah satu tujuan dari pasar ini," ujarnya.

Output yang diharapkan dai festival ini adalah mendorong keberlanjutan livelihood perempuan penyintas untuk memenuhi kebutuhan ekonomi pascabencana, kemudian dengan adanya pasar integrasi ini memberikan satu ruang bagi perempuan-perempuan penyintas.

Terkait hal itu Direktur Yayasan Sikola Mombine Risnawati mengemukakan pasar terintegrasi perempuan menjadi salah satu pendekatan untuk melindungi perempuan dari praktek-praktek kekerasan.

"Lewat pasar ini, ada interaksi sosial yang terbangun antarperempuan penyintas, dan antarpara pihak," ujarnya.

Terbangunnya interaksi sosial diharapkan dapat berdampak pada tumbuhnya kebersamaan, untuk melindungi perempuan dan kaum rentan lainnya dalam situasi normal ataupun darurat bencana, dengan pendekatan pemenuhan hak.

Sementara itu Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said merespon positif kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Sikola Mombine yang melibatkan para mitra dan para pihak untuk keberlanjutan ekonomi perempuan.

Pasha sapaan akrab Sigi Purnomo Said berharap lewat peran kelembagaan Yayasan Sikola Mombine dan para pihak/para mitra, dalam meningkatkan kualitas dan daya saing perempuan penyintas, sebagai pendongkrak utama pembangunan daerah.

Festival pasar terintegrasi perempuan dibuka oleh Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said. Selain diikuti oleh ratusan perempuan penyintas bencana dari Pasigala, juga dihadiri oleh pejabat dari beberapa organisasi perangkat daerah.
Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said membeli salah satu produk milik kelompok perempuan penyintas bencana dari Pasigala di Festival Pasar Terintegrasi Perempuan yang digelar Yayasan Sikola Mombine melibatkan mitra dan para pihak, berlangsung di Hutan Kota Palu, Sabtu. (ANTARA/Muhammad Hajiji)
Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said membeli salah satu produk milik kelompok perempuan penyintas bencana dari Pasigala di Festival Pasar Terintegrasi Perempuan yang digelar Yayasan Sikola Mombine melibatkan mitra dan para pihak, berlangsung di Hutan Kota Palu, Sabtu. (ANTARA/Muhammad Hajiji)
Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said membeli salah satu produk milik kelompok perempuan penyintas bencana dari Pasigala di Festival Pasar Terintegrasi Perempuan yang digelar Yayasan Sikola Mombine melibatkan mitra dan para pihak, berlangsung di Hutan Kota Palu, Sabtu. (ANTARA/Muhammad Hajiji)
 
Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said membeli salah satu produk milik kelompok perempuan penyintas bencana dari Pasigala di Festival Pasar Terintegrasi Perempuan yang digelar Yayasan Sikola Mombine melibatkan mitra dan para pihak, berlangsung di Hutan Kota Palu, Sabtu. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020