Kita cari tempat yang aman,
Sukajaya, Bogor (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil alias Emil bersama Bupati Bogor, Ade Yasin meninjau beberapa titik calon tempat relokasi di Kecamatan Sukajaya dan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, dengan menumpangi helikopter.

Keduanya mendarat di lapangan Kantor Kecamatan Sukajaya pukul 09.00 WIB setelah bertolak dari Bandara Halim Perdana Kusuma sekitar pukul 07.00 WIB. Tapi, sebelum mendarat di Sukajaya, helikopter berwarna merah putih itu mendarat di Kecamatan Cigudeg, tepatnya di lahan yang akan dijadikan sebagai tempat relokasi.

Setibanya di Sukajaya, rombongan meninjau lahan kosong di dekat Kantor Desa Pasir Madang. Pasalnya, lahan yang ditanami pepohonan itu juga merupakan salah satu opsi tempat relokasi yang ada di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

Baca juga: Pemerintah koordinasi untuk relokasi warga terdampak longsor di Bogor

"Kita cari tempat yang aman, tapi kalau bisa musyawarah dulu dengan tokoh masyarakat di sini 15 menit," ujar mantan Wali Kota Bandung itu kepada Kepala Desa Pasir Madang, Encep Sunarya di lokasi.

Setelah meninjau hunian sementara (Huntara) tepat di belakang Kantor Desa Pasir Madang, Emil dan Ade Yasin melakukan musyawarah dengan Kepala Desa Pasir Madang dan sejumlah tokoh masyarakat sekitar.

Baca juga: Gapensi siap bantu upaya relokasi korban bencana Sukajaya Bogor

Sementara itu, Ade Yasin menyebutkan bahwa ada 15 titik opsi lahan untuk relokasi yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Cigudeg, Sukajaya, dan Nanggung. Sedangkan status kepemilikannya terbagi menjadi tiga kategori yaitu tanah PTPN VIII Cikasungka, tanah perusahaan bukan milik PTPN VIII, dan tanah milik masyarakat.

Baca juga: Pemerintah belum tentukan lokasi relokasi korban longsor Sukabumi

Ia memperkirakan, total kebutuhan lahan sesuai dengan jumlah warga yang akan direlokasi yaitu seluas 81,7 hektar, dengan rincian 20,48 hektar tanah PTPN VIII Cikasungka, 59,5 hektar tanah perusahaan bukan milik PTPN VIII, dan 1,72 hektar tanah milik masyarakat.
 

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2020