Ini tahun ketiga buaya itu bertelur di lahan perkebunan kelapa sawit milik warga, karena pada 2018 dan 2019 juga ada buaya bertelur tidak jauh dari lokasi itu,
Lubukbasung, (ANTARA) - Seekor buaya muara (crocodylus porosus) ditemukan bertelur tidak jauh dari permukiman warga di Ujuang Labuang, Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjungmutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sehingga membuat masyarakat setempat resah.

Kepala Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan Tanjungmutiara, Weri Ikwan di Lubukbasung, Kamis, mengatakan buaya muara itu bertelur di kebun kelapa sawit yang tidak jauh dari lokasi bertelur buaya muara pada Januari 2019.

"Ini tahun ketiga buaya itu bertelur di lahan perkebunan kelapa sawit milik warga, karena pada 2018 dan 2019 juga ada buaya bertelur tidak jauh dari lokasi itu," tambahnya.

Baca juga: Di Muna, warga tangkap buaya muara sepanjang 4,8 meter

Ia mengemukaakan, keberadaan buaya itu baru diketahui oleh warga beberapa hari lalu.

Dengan munculnya buaya itu, menurutnya wali jorong memberitahukan kepada pihaknya dan ia langsung ke lokasi pada Kamis (16/1).

"Saat ke lokasi, saya melihat tumpukan telur buaya yang sedang dijaga induknya," katanya.

Ia mengakui, lokasi tempat bertelur buaya itu cukup dekat dengan permukiman warga, dan warga termasuk anak-anak sering menggembalakan ternak di lokasi.

Untuk itu, pihaknya mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas di lokasi itu, karena buaya akan menyerang ternak atau warga saat mendekat ke lokasi bertelur, mengingat induk buaya sangat agresif saat bertelur.

"Ini untuk mengantisipasi terjadinya serangan buaya kepada manusia dan ternak," ujarnya.

Baca juga: Buaya muara dievakuasi dari kolam warga Kampar

Dengan temuan itu, Weri telah memberitahukan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam.

Sementara itu, Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Resor Agam, Ade Putra menyebutkan pihaknya akan turun ke lokasi dalam waktu dekat, karena sekarang pihaknya sedang menangani konflik beruang madu di Pasaman Barat.

"Kita akan memasang tali di sekitar lokasi dan papan imbauan agar tidak mendekati lokasi," tambahnya.

Ia mengatakan buaya ini akan berada di lokasi bertelur sampai telurnya menetas atau masa pengeraman selama 40 hingga 80 hari setelah bertelur.

Menurut dia, selama masa reproduksi atau musim kawin, buaya memiliki perilaku yang agresif sehingga apabila ada gangguan maka buaya itu akan menyerang balik.

Buaya ini melindungi lokasi tempat pengeraman dengan radius 10 meter dan BKSDA akan memantau setiap hari.

Baca juga: Usai kemunculan buaya muara, warga diimbau tak dekati Sungai Lematang
 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2020