Lebih baik pencitraan dihentikan, dan fokus bekerja mengatasi masalah mengingat kemungkinan curah hujan yang lebih besar masih mungkin terjadi dalam beberapa waktu ke depan
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak meminta Gubernur DKI Jakarta segera fokus menyelesaikan persoalan banjir dengan kerja nyata dan tidak mempolitisir banjir dengan berbagai pencitraan.

"Fokus kerja saja, hentikan pencitraan, apalagi sampai ada pernyataan yang beredar di publik yaitu 'Gubernur rasa Presiden', karena itu sangat melukai perasaan terutama bagi para korban banjir yang sedang berduka. Seharusnya, pernyataan seperti itu tidak muncul dalam kondisi tersebut," ujar Gilbert di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu.

Gilbert menilai sikap Anies dalam mengatasi persoalan banjir dengan turun dan ikut membantu warga membersihkan sisa banjir tak cukup membantu mengatasi kerugian yang dirasakan warga.

Anies, kata dia, harus peka terhadap korban banjir, yang penting dilakukan agar kejadian banjir tidak terulang dengan menyalahkan pemerintah pusat, mengingat tingginya curah hujan ke depan.

Baca juga: Jakarta banjir, butuh pemimpin rasional dan logis

Baca juga: Kemarin, Anies akan siapkan toa hingga pompa antisipasi banjir

Baca juga: Saat inspeksi banjir, Anies diteriaki pengungsi


"Lebih baik pencitraan dihentikan, dan fokus bekerja mengatasi masalah mengingat kemungkinan curah hujan yang lebih besar masih mungkin terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Karena jelas banjir yang ada saat ini adalah masalah lokal DKI, karena air kiriman dari Bogor baru sampai DKI keesokan harinya. Menyalahkan Pemerintah Pusat dengan berpolemik terbuka juga bukan cara yang baik, tetapi introspeksi lebih baik," tuturnya.

Gilbert juga berpesan Anies agar memiliki sikap pemimpin baik yang senantiasa berpihak kepada rakyat. Dia mencontohkan Kaisar Hirohito yang rela menyerah demi rakyatnya.

"Ingat Kaisar Hirohito saat dia memutuskan mengakhiri perang dengan menyerah, dengan resiko dia dihabisi militer Jepang. Kaisar Hirohito ingin menyelamatkan rakyatnya, daripada mementingkan kekuasaan/jabatan," ucapnya.

Sebelumnya diketahui, banjir yang melanda Ibukota di awal tahun 2020 mengakibatkan 36.445 jiwa mengungsi di berbagai titik banjir.

Adapun korban meninggal dunia saat banjir mencapai 63 orang di seluruh Jabodetabek dengan 14 orang di antaranya warga Jakarta.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengingatkan hal terpenting saat kondisi banjir melanda sejumlah wilayah adalah evakuasi korban, serta keselamatan dan keamanan masyarakat.

"Nanti urusan penanganan banjir secara infrastruktur akan kami kerjakan setelah penanganan evakuasi selesai," ujar Jokowi, Kamis (2/1).

Menurut Jokowi, banjir yang melanda sejumlah wilayah Jabodetabek, salah satunya disebabkan oleh kerusakan ekosistem dan ekologi.

"Ada juga yang memang karena kesalahan kita membuang sampah di mana-mana, jadi karena banyak hal," tuturnya.

Karena itu, perkara tersebut, menurut Jokowi, mesti dikerjakan bersama-sama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, hingga pemerintah kabupaten dan kota.

"Saya ingin kerja sama itu dibangun pusat, provinsi, hingga kabupaten dan kota agar semuanya bisa tertangani," ucap Jokowi.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020