Banjarmasin (ANTARA) - Bagian Sungai Martapura di Kota Banjarmasin kembali menghadapi serbuan sampah sehingga sebagian areanya tertutup sampah yang utamanya meliputi enceng gondok serta ranting dan batang pohon.

Sampah-sampah yang mengalir ke Sungai Martapura membentuk tumpukan serupa pulau di bawah Jembatan Pangeran Antasari sehingga mengganggu lalu lintas transportasi di sungai tersebut.

Kepala Bidang Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarmasin Hizbul Wathoni di Banjarmasin, Kamis, mengatakan bahwa sampah yang mulai masuk ke Sungai Martapura Banjarmasin sejak dini hari berasal dari kawasan hulu sungai.

"Jadi ini sampah kiriman dari bagian hulu di sungai, jenisnya eceng gondok bercampur ranting dan batang kayu," katanya.​​​​​

"Karenanya, pagi-pagi usai rapat koordinasi, kita turunkan pasukan turbo untuk penanganan cepat," ia menambahkan.

Dinas mengerahkan lima kelompok pasukan turbo --pasukan pembersih sungai dan drainase-- untuk membersihkan sampah yang memenuhi Sungai Martapura, yang diperkirakan sampai puluhan ton beratnya.

"Hingga pukul 11.00 WITA, kita sudah dapat menangani sekitar setengah sampah yang terpampang itu sehingga transportasi sungai bisa lewat," kata Hizbul, menambahkan, "Yang tidak memungkinkan kita angka​​​​​t, kita uraikan."

Ia menjelaskan, pembersihan sampah Sungai Martapura pada Kamis terpaksa dilakukan secara manual karena masa sewa kapal sapu-sapu Pemerintah Kota dan Balai Sungai habis pada akhir 2019.

"Secara pribadi ada kita minta bantuan untuk kapal sapu-sapu membantu, dan pemiliknya menyetujui mau membantu," katanya.

Pemerintah Kota Banjarmasin, menurut dia, juga akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi serta kabupaten/kota terkait untuk mengatasi masalah sampah di Sungai Martapura.

​​​Baca juga:
Puluhan ton ikan tambak mati di Sungai Martapura
Kematian puluhan ton ikan karena kadar oksigen Sungai Martapura rendah

Pewarta: Sukarli
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020