Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis menerima keluarga korban yang meninggal dalam aksi unjuk rasa di gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9).

"Para keluarga didampingi oleh perwakilan mahasiswa dari Kendari, tim dari Muhammadiyah, dan KontraS," ucap Juru Bicara KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jakarta, Kamis.

Diketahui, dua mahasiswa asal Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Randi (21) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19) meninggal dunia saat unjuk rasa tersebut.

Baca juga: Kapolda Sultra: Kepolisian berkomitmen mengungkap penembak mahasiswa

Adapun keluarga korban yang hadir, yakni La Sali ayah almarhum Randi, Nasrifa ibu almarhum Randi, Endang Yulidah ibu almarhum Yusuf, dan Ahmad Fauzi adik almarhum Yusuf.

Mereka diterima oleh pimpinan KPK Agus Rahardjo dan Saut Situmorang.

Ayah Randi, La Sali menyampaikan tujuannya mendatangi gedung KPK untuk menuntut keadilan atas kematian putranya.

Ia menyatakan sampai saat ini belum diketahui proses penegakan hukum mengusut kematian putranya itu.

Ia menganggap putranya adalah tulang punggung keluarga yang membantu mencari nafkah keluarga.

Sedangkan ibu dari alhamarhum Yusuf menyampaikan bahwa kedatangannya ke Jakarta untuk mencari keadilan dan juga mempertanyakan kenapa putranya sampai harus ditembak dalam aksi unjuk rasa tersebut.

Ia juga mempertanyakan bahwa sudah lebih dari 3 bulan pelaku penembakan putranya belum ditemukan dan meminta polisi bekerja keras untuk mengungkapnya.

Baca juga: Polisi periksa 18 saksi kematian mahasiswa di Kendari

Baca juga: Tim investigasi periksa 13 saksi kematian mahasiswa

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019