memastikan tidak ada lagi APBN yang terpakai untuk dua hal yang sebenarnya sama
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) terus mengupayakan sinergi dan harmonisasi antarpeneliti baik secara individu maupun organisasi untuk menciptakan produk anak bangsa yang unggul dan berdaya saing.

"Jadi ke depan itu tidak ada lagi produk versi kelompok tertentu, versi A atau versi B. Tidak ada lagi produk yang kelihatannya sama, meskipun ada perbedaan. Intinya yang keluar adalah produk unggul," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Senin.

Menurutnya, penelitian dan pengembangan perlu dilakukan secara bersinergi oleh para peneliti di Tanah Air agar produk yang diciptakan betul-betul memiliki kualitas terbaik dan bisa mengharumkan nama Indonesia.

Cara tersebut juga bertujuan agar pemerintah bisa melakukan efisiensi anggaran. Sebab, untuk menciptakan suatu produk inovasi membutuhkan biaya cukup besar.

Baca juga: Menristek: Dana abadi riset diprioritaskan untuk sektor kebencanaan
Baca juga: 63 mahasiswa peroleh dana riset pangan


"Tugas kita ke depan adalah memastikan tidak ada lagi APBN yang terpakai untuk dua hal yang sebenarnya sama, dengan demikian biaya penelitian pun bisa lebih efisien," katanya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tersebut memastikan dana riset akan dikendalikan oleh BRIN untuk inefisiensi anggaran.

"Kita ingin dana riset yang besar ini terpakai sesuai dengan kebutuhan," ujar dia.

Terkait anggaran riset pada 2020, Bambang mengatakan lembaga tersebut masih melakukan penghitungan kasar namun diperlukan sekitar Rp30 triliun.

Baca juga: Menristekdikti dorong swasta perbanyak belanja litbang
Baca juga: Menristekdikti harapkan dana abadi dapat tembus Rp30 triliun


Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan pemerintah terus mendorong anak bangsa menciptakan berbagai inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Tidak hanya itu, BBPT juga memberikan apresiasi dan penghargaan melalui
Innovator Awards serta Innovation Day bagi insan teknologi yang telah berkontribusi bagi Indonesia.

Kegiatan Innovator Award 2019 dan Innovation Day yang dilaksanakan pada 9 dan 10 Desember juga sebagai salah satu perwujudan dan penerapan IPTEK kepada masyarakat untuk menumbuhkan budaya dan ekosistem inovasi yang kuat di era revolusi industri 4.0.

Baca juga: Sri Mulyani mengeluh peran swasta hanya 10 persen untuk danai riset
Baca juga: Dana penelitian rendah, Wapres JK: yang dibutuhkan riset terfokus

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019