Masih proses, tahun ini targetnya harus selesai
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti menargetkan proses Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) operator Bandara Komodo, Labuan Bajo, akan rampung pada akhir 2019.

"Masih proses, tahun ini targetnya harus selesai," kata Polana usai pembukaan Seminar Airport Solution Indonesia 2019 di Jakarta, Rabu.

KPBU pengelola Bandara Komodo, Labuan Bajo disebut-sebut dimenangkan oleh operator bandara asal Singapura, yakni Changi, namun saat ini pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Perhubungan belum mengumumkan.

Baca juga: Pemenang lelang KPBU Bandara Labuan Bajo diumumkan pekan depan

Konsorsium Changi dan Cardig Air dikabarkan menang proses lelang tahap pertama setelah mengalahkan sejumlah konsorsium, di antaranya Astra dengan perusahaan Prancis; PT Angkasa Pura II dengan perusahaan Malaysia Muhiba; Indika Group dan perusahaan Prancis; dan PT Angkasa Pura I dengan perusahaan India GVK.

Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub juga telah memastikan kredibilitas konsorsium dengan melakukan survei ke bandara-bandara yang dioperasikan oleh perusahaan tersebut, di antaranya bandara di Siprus, Rio de Janeiro-Brasil dan Siem Reap-Kamboja.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan untuk KPBU operator Bandara Komodo, Labuan Bajo, masih dalam proses finalisasi.

“Kita lagi proses finalisasi, mungkin satu minggu mendatang kita umumkan,” katanya.

Baca juga: Konsorsium Singapura-Indonesia jadi calon operator Bandara Labuan Bajo

Proses finalisasi dikarenakan pembangunan dengan skema KPBU berbeda dengan menggunakan dana pemerintah atau APBN.

Keuntungan KPBU, yakni pemerintah bisa menghemat APBN karena tidak mengeluarkan biaya untuk pengembangannya, selain itu mendapatkan biaya konsesi minimum 2,5 persen, biaya pemakaian parkir pesawat (apron) serta setoran kelebihan keuntungan yang ditargetkan operator.

Setelah lelang tahap satu, dilakukan dialog optimalisasi, kemudian awarding dan financial close, yakni memberikan kesempatan kepada operator untuk menggalang dana dari eksternal, contohnya perbankan.

Labuan Bajo dipilih karena untuk mendukung sektor pariwisata dengan sudah ditetapkan sebagai lima Bali Baru atau destinasi super prioritas dan diharapkan ke depannya bisa masuk penerbangan langsung internasional, seperti dari Thailand dan Jepang.

Baca juga: BKPM tawarkan investasi Bandara Komodo Rp3 triliun dengan skema KPBU

Baca juga: Presiden berencana kelompokkan destinasi wisata premium dan medium

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2019