Jakarta (ANTARA) -- Dalam menangani limbah, khususnya limbah plastik, metode 3R (reduce, reuse, recycle) menjadi cara yang paling banyak diterapkan oleh berbagai elemen masyarakat. Namun, untuk memangkas beredarnya sampah plastik lebih banyak lagi, produsen plastik didorong untuk mengganti produknya dengan plastik berbahan baku tanaman.  

"Meski memberikan dampak buruk bagi lingkungan, tapi tak bisa dipungkiri plastik memiliki manfaat signifikan bagi manusia," ujar Country Director for Indonesia SR Asia Semerdanta Pusaka di acara forum diskusi bertajuk '‘One-day Seminar on Plastic Waste and Microplastic' di Jakarta, Rabu. 

70 persen sampah plastik yang beredar di Indonesia, berpotensi berakhir di laut Indonesia. Data Bank Dunia (2018) mengindikasikan bahwa sebanyak 87 kota di pesisir Indonesia diperkirakan turut menyumbang sekitar 1,27 juta ton sampah ke laut.  

Semerdanta melanjutkan, diperlukan manajemen berwawasan lingkungan yang strategis (strategic environmentally sound management) terhadap limbah plastik. 

"Tapi tentunya perlu dikolaborasikan semua pihak mulai dari masyarakat, pemerintah, para pelaku industri, hingga 
di skala nasional," tambahnya.

Melalui ‘One-day Seminar on Plastic Waste and Microplastic’, Social Responsibility Asia (SR Asia) memfasilitasi diskusi dan pertukaran ide di antara para pemangku kepentingan. 

“Hasil diskusi seminar akan didokumentasikan dan dirangkum menjadi rekomendasi bagi Pemerintah Republik Indonesia dalam penanganan isu limbah plastik dan plastik mikro,” tutupnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019