Jakarta (ANTARA) -- Survey McKinsey Global Institute bertajuk "The Power of parity; How Advancing Women's Equality Can Add $ 12 Trilion to Global Growth” menyebutkan bahwa jika dunia dikelola secara lebih setara antara laki-laki dan perempuan, maka akan mendatangkan keuntungan senilai 12 triliun dolar hingga 2025. 

Meski telah menerapkan berbagai program kesetaraan gender (gender equality) di lingkungan kerjanya, perusahaan di Indonesia perlu mengambil langkah-langkah konkret dalam hal mempromosikan budaya kolaboratif, memberikan eksposure yang lebih besar untuk karyawan perempuan dan upah yang sesuai untuk pekerjaan yang setara dengan laki-laki.

Chief Financial Officer Telkomtelstra Ernest Hutagalung menekankan pentingnya peran sektor swasta untuk mengimplementasikan kesetaraan gender guna mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. 

“Kita perlu melangkah masuk untuk mengatasi masalah sosial dan struktural yang menghambat partisipasi dan kepemimpinan perempuan dalam ekonomi,” kata Ernest dalam diskusi panel di ASEAN Women CEOs Summit 2019 di Bangkok. 

Sebagai contoh konkret, menurut Ernest, Telkomtelstra menyediakan fasilitas dan pilihan kerja yang fleksibel untuk ibu yang bekerja, dan kebijakan perusahaan memastikan ada perwakilan perempuan ketika meninjau bakat untuk mengisi posisi kepemimpinan. 

“Menempatkan lebih banyak perempuan sebagai di posisi kepemimpinan sangat penting, karena perubahan signifikan di tempat kerja harus dimulai dari atas, untuk mengoptimalkan potensi dan produktivitas mereka di lingkungan kerja,” ujarnya.

Telkomtelstra menjadi salah satu dari 2.702 perusahaan global yang menandatangani Women Empowerment Principle (WEP) dari UN Women. Dengan menandatangani WEP, perusahaan memberikan komitmen untuk mendorong pemegang saham dan pemangku kepentingan mereka dalam mendorong perubahan demi kesetaraan gender dari segi rekrutmen,  penetrasi pasar baru, pelayanan komunitas dan peningkatan laba.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019