Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan peringatan dini tsunami akibat gempa bumi bermagnitudo 7,1 di Jailolo, Maluku Utara yang terjadi Kamis (14/11) pukul 23.17 WIB, telah berakhir.

BMKG telah mencabut status peringatan dini tsunami sekitar pukul 01.45 WIB, berdasarkan laman dari BMKG.

Baca juga: BMKG catat 17 gempa susulan pascagempa Magnitudo 7,1 di Malut

Baca juga: BMKG : Gempa Jailolo-Malut akibat aktivitas subduksi lempeng


Sebelumnya, BMKG menyebutkan episenter gempa bumi Malut terletak pada koordinat 1.63 LU dan 126.4 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 134 km arah Barat Laut Kota Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada kedalaman 73 kilometer.

Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Bitung dan Manado IV-V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Gorontalo dan Ternate III-IV MMI (Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), di Buol II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan status ancaman "waspada" untuk daerah Minahasa Utara Bagian Selatan (Sulawesi Utara).

BMKG menyebutkan gempa bumi itu akibat adanya penyesaran dalam Lempeng Laut Maluku.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Ini akibat adanya deformasi atau penyesaran dalam lempeng Laut Maluku," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat dinihari.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019