Cianjur (ANTARA) - Polres Cianjur, Jawa Barat, melakukan penguatan pengamanan pintu masuk ke area markas komando (mako) guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga yang hendak mengurus sejumlah keperluan seperti permohonan SKCK, pembuatan dan perpanjangan SIM serta keperluan lainnya.

Kapolres Cianjur AKBP Juang Andi Priyatno kepada wartawan Rabu, mengatakan penguatan pengaman tersebut sebagai bentuk antisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi seperti yang menimpa mako Polrestabes Medan. Namun penguatan tersebut tidak menghambat aktivitas dan pelayanan di Mapolres Cianjur.

"Penguatan pengamanan ini kita lakukan sebagai upaya antisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, meskipun selama ini wilayah hukum Cianjur aman dan kondusif. Pengamanan dilakukan mulai dari pintu masuk Mako Polres Cianjur," katanya.

Menjelang siang tingkat pengamanan yang dilakukan petugas di bagian pintu masuk Polres Cianjur, terlihat cukup ketat, Setiap kendaraan yang masuk mendapat pemeriksaan dari beberapa orang petugas. Bagi pengendara roda empat diwajibkan membuka kaca, juga pengendara sepeda motor diperiksa ketat.

Beberapa orang warga yang hendak mengurus SKCK ke Polres Cianjur sempat terkejut dengan pemeriksaan ketat yang dilakukan petugas karena selama ini pemeriksaan hanya sebatas membuka helm dan menyebutkan keperluan. Namun kali ini, pemeriksaan hingga ke bagasi kendaraan.

"Cukup kaget karena biasanya hanya sebatas ditanya keperluan ke polres, tidak sampai ada pemeriksaan ke bagasi sepeda motor dan barang bawaan. Kami mendukung karena ini untuk keamanan warga dan petugas dari teror," kata Fauzi (35) warga Kelurahan Solokpandan yang hendak mengurus SKCK.

Sementara,  Ketua Komunitas Barudak Ojek Online Cianjur (KBOC) Helmy Adam mengatakan sangat prihatin dengan aksi teror yang menimpa markas polisi di Medan, terlebih pelaku diduga mengenakan jaket ojek online, sehingga hal tersebut akan berdampak terhadap pengemudi ojek online di seluruh Indonesia.

"Kemungkinan besar akan berdampak pada driver angkutan online di Cianjur karena pelaku teror mengenakan atribut ojek online. Bisa jadi semua pihak mewaspadai driver online," katanya.

Setelah adanya kejadian tersebut, kata dia, pihak aplikasi transportasi online melalui satgasnya mengeluarkan imbauan terkait adanya peningkatan pengawasan pada driver melalui grup whatsapp pengemudi online.

Bahkan driver ojek online di lapangan sudah berkomunikasi untuk turut mengawasi dan mencegah adanya pelaku yang kembali memanfaatkan situasi masuk sebagai driver untuk melakukan aksi teror.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019