Jakarta (ANTARA) - Seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun tewas setelah tertabrak KRL arah Depok, Jawa Barat, Jumat.

Bocah itu tertabrak kereta saat menyeberang di rel dekat Stasiun Universitas Pancasila, Serangseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Kapolsek Jagakarsa, Kompol Harsono membenarkan adanya kecelakaan tersebut.

Korban diketahui bernama Alfa Satryo Kalam beralamat Camat Gabun RT 08 RW 8 Kelurahan Lentang Agung, Jagakarsa.

"Korban diketahui sedang bersama teman-temannya menyeberangi rel, lokasi itu bukan tempat penyeberangan resmi," kata Harsono.

Baca juga: Pemotor tewas tertabrak KRL di Pademangan
Baca juga: Ibu dan anak tewas tersambar KRL Jakarta-Cikarang


Menurut Harsono, korban diduga sedang bermain bersama temannya di sekitar rel, lalu menyeberang dan tidak menyadari datangnya kereta.

Lokasi tempat korban menyeberang bukan penyeberangan umum. Di sekitar rel juga sudah dipasang pagar pembatas, berdekatan dengan pemukiman warga.

"Kita belum bisa memintai keterangan karena mereka masih anak-anak dan masih syok, saat ini kejadian murni kecelakaan," kata Harsono.

Jasad korban dievakuasi oleh anggota Polsek Jagarkarsa bersama petugas KAI dan warga sekitar, lalu dibawa ke RS Fatmawati.

Baca juga: Pelajar di Bogor tewas tertabrak kereta Jabodetabek
Baca juga: Polisi usut pemilik metromini yang tertabrak KRL


Menurut Harsono, saat kejadian posisi kereta berjarak sekitar 100 meter dari stasiun sehingga kereta tidak terlalu cepat ketika memasuki stasiun.

"Saat teman-temannya lari menghindar si anak mungkin terpeleset sehingga jatuh," kata Harsono.

Harsono menambahkan. pihak keluarga sudah menerima kejadian tersebut sebagai peristiwa kecelakaan.

"Keluarga sudah tahu langsung saat kejadian, mereka menerimanya sebagai musibah," kata Harsono.

Sementara itu, VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian terkait kecelakaan tersebut.

"Tadi kami langsung koordinasi dengan polisi setempat dan korban dibawa ke RS Fatmawati," kata Anne.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019