Jayapura (ANTARA) - Mahasiswa Polteknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jayapura mengumpulkan beragam bantuan untuk pengungsi Wamena, Kabupaten Jayawijaya, yang kini ditampung di Tongkonan, Kotaraja, Distrik Abepura, Papua.

Ketua Presiden Mahasiswa Polteknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jayapura Devid Fransiskus Yaku di Jayapura, Kamis mengatakan bantuan yang dikumpulkan lalu diberikan kepada pengungsi, berupa sembako, pakaian layak, peralatan mandi, kopi, dan susu bayi atau balita.

Bantuan tersebut sudah diserahkan ke pengurus Ikatan Keluarga Toraja yang mengurus pengungsi asal Wamena yang sementara di tampung di Tongkonan, Kotaraja pada Rabu (9/10).

"Kami mengumpulkan setiap sumbangan dari himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) dari setiap jurusan yang ada di Poltekes Kemenkes Jayapura untuk memberikan sumbangan," ujarnya.

Dia mengatakan, ada yang memberikan sumbangan berupa uang tapi juga ada yang berupa pakaian layak pakai. Mereka yang memberikan sumbangan berupa uang maupun pakaian itu dipiliah kemudian dilihat kekurangan dimana kemudian dibeli dari dana bantuan dana yang diberikan.

"Jadi tidak hanya HMJ saja, ada juga sumbangan-sumbangan sukarela dari teman-teman juga, baik berupa pakaian layak pakai maupun sumbangan berupa uang," ujarnya.

Pemungutan sumbangan itu hanya dijalankan di Kampus Poltekes Kemenkes Jayapura, tidak di kampus lain. Pengumpulan sumbangan berlangsung kurang lebih satu pekan.

Selain mahasiswa, kata dia, sebagian dosen juga mendukung dengan memberikan sumbangannya ke masing-masing HMJ lalu diserahkan ke pengurus presiden mahasiswa.

Ia menambahkan, sebelum menjalankan sumbangan, pihaknya sudah lebih awal datang ke Tongkonan untuk mendata kebutuhan para pengungsi di Tongkonan. Devid berharap bantuan yang diberikan dapat meringankan beban para pengungsi.

Demonstrasi anarkis yang berujung kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9) itu menelan nyawa puluhan warga, ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta rusak dan dibakar oleh massa demo.

Kejadian itu mengakibatkan pasar tradisional dan pertokoan tutup, namun kini sudah mulai buka walaupun jumlahnya masih sedikit.

Selain itu, aktivitas di kantor pemerintahan mulai normal, sementara jumlah pengungsi sangat fluktuatif karena adanya penambahan dari kabupaten tetangga, dan masyarakat yang keluar dari Wamena cukup tinggi.
Baca juga: IKT nyatakan Pemprov Sulsel siap jemput 1.400 pengungsi Wamena
Baca juga: Pemerintah bangun 100 rumah untuk korban kerusuhan Wamena
Baca juga: Menkopolhukam minta paguyuban ajak pengungsi kembali ke Wamena

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019