Washington (ANTARA) - Pengungkap yang menyatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menekan Ukraina untuk menyelidiki musuhnya dari Demokrat Joe Biden adalah pejabat CIA dan pada satu waktu ditugaskan untuk bekerja di Gedung Putih, demikian konfirmasi dua sumber yang akrab dengan penyelidikan tersebut, Kamis.

New York Times sebelumnya mengidentifikasi pengungkap sebagai pejabat CIA, yang dikonfrimasi Reuters secara independen.

Mark Zaid, pengacara Washington yang mewakili pengungkap di pusaran penyelidikan pemakzulan Trump, menolak mengkonfirmasi identitas atau jabatan kliennya.

"Publikasi terperinci soal pengungkap hanya akan mengarah pada identifikasi seseorang, apakah klien kami atau orang yang salah, sebagai pengungkap. Ini akan menempatkan seseorang ini dalam kondisi yang sangat berbahaya, tidak hanya di dunia profesional mereka tetapi juga kemungkinan keselamatan seseorang," kata Zaid kepada Reuters.

Juru bicara CIA mengacu kepada penyelidikan kantor Jenderal Inspektur Komunitas Intelijen, yang menolak berkomentar.

Demokrat di DPR pekan ini meluncurkan penyelidikan resmi pemakzulan Trump, yang mayoritas berdasarkan laporan pengungkap bahwa Trump menekan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, melalui percakapan telepon untuk menyelidiki Biden dan putranya Hunter, yang memiliki kepentingan bisnis di Ukraina.

Joe Biden, yang menjadi wakil presiden di masa pemerintahan Barack Obama, menjadi pesaing utama dari Demokrat untuk menantang Trump pada pemilu presiden November 2020.

Pengungkap menduga, di dalam laporan yang dirilis sebelumnya pada Kamis, bahwa Trump menyalahgunakan jabatannya untuk menekan Ukraina agar menyelidiki Biden, dan bahwa Gedung Putih berupaya "mengunci" bukti tentang tindakan itu dengan menempatkan ringkasan percakapan ke dalam sistem elektronik terpisah, yang digunakan untuk menyimpan dan menangani informasi rahasia.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan laporan itu menunjukkan bahwa presiden Partai Republik itu "terlibat dalam penyamaran."

Trump membantah melakukan kesalahan dan menuduh Partai Demokrat meluncurkan "perburuan penyihir" terhadapnya.

"Apa ... yang dilakukan Partai Demokrat terhadap negara ini memalukan dan tak dapat dibiarkan. Seharusnya ada cara untuk menghentikannya, mungkin secara hukum melalui meja hijau," kata Trump kepada awak media.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pelosi yang kerap terbang, tinggalkan naskah pemakzulan di pesawat

Baca juga: Reaksi selebritas soal pemakzulan Trump

Baca juga: Dua penantang Trump di Republik dukung pemakzulan

 

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019