Saya berharap bahwa Sulawesi Selatan ini bisa menjadi 'ketua kelas' di timur, terutama dalam penyiapan (pertanian) teknologi benihnya dan sebagainya
Makassar (ANTARA) - Gubernur Prof HM Nurdin Abdullah ingin menjadikan Sulawesi Selatan sebagai "ketua kelas" bidang pertanian, khusus di Kawasn Timur Indonesia (KTI).

"Saya berharap bahwa Sulawesi Selatan ini bisa menjadi 'ketua kelas' di timur, terutama dalam penyiapan pernainain pada teknologi benihnya dan sebagainya," kata Gubernur Nurdin Abdullah usai kegiatan seminar internasional di Makassar, Senin.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Nurudin Abdullah mengatakan Sulawesi Selatan harus menjadi daerah yang mandiri untuk benih.

"Iya tentu kita berharap Sulawesi Selatan sebagai provinsi mandiri benih karena semuanya butuh dengan benih, nah kalau benihnya unggul iya tentu produksinya juga akan naik," ujar Nurdin yang juga guru besar Universitas Hasanuddin itu.

Olehnya itu, tugas pemerintah sekarang adalah bagaimana konsolidasikan kepada para pemakai benih, terutama petani kita bisa dikut sejahtera, di samping para pengembang benih seperti Java, Kargil dan beberapa produsen-produsen pangan lainnya.

"Jangan cuma produsen pangannya saja yang makmur dan petaninya tetap miskin," kata Nurdin Abdullah yang juga mantan Bupati Bantaeng dua periode itu.

Oleh karena itu, ia menuntut perbaikan pada produksi pertanian dan ia sangat berharap pada seminar internasional tersebut bisa mendukung harapannya menjadikan Sulawesi Selatan "ketua kelas" bidang pertanian di Kawasan Indonesia Timur. Apalagi pada seminar tersebut semua pakar-pakar bertemu.

Nurdin Abdullah juga menyebut pertemuan para pakar, didukung produsen dan petani  bisa menjadi kekuatan besar untuk menjadikan pula Indonesia sebagai penyangga pangan dunia.

"Kita tidak bicara lokal Indonesia lagi, makanya ini semua mau dengar apakah kesiapan kita menghadapi krisis pangan dunia," sebutnya.

Baca juga: Tingkatkan produktivitas padi, teknologi Jajar Legowo Super diuji coba

Baca juga: Buwas: Mafia beras BPNT untung hingga Rp9 miliar/bulan, ini modusnya




 

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019