Shanghai, China (ANTARA) - China merupakan pasar kendaraan listrik terbesar di dunia, mencapai 1,2 juta unit kendaraan listrik dan hybrid pada 2018, menurut data Pusat Riset Energi dan Hidrogen Jerman Baden-Werttemberg (ZSW) pada 2019.

Jumlah itu tiga kali lipat dari penjualan di Amerika sebanyak 360.000 unit pada 2018. Untuk itu, tidak heran apabila kendaraan bertenaga listrik cukup mudah ditemui di Negeri Tirai Bambu.

Harga jual yang terjangkau dianggap menjadi daya tarik bagi konsumen untuk memboyong mobil listrik, ketimbang mobil bermesin bakar konvensional. Menurut warta Bloomberg, insentif mobil ramah lingkungan sebesar 25.000 yuan (Rp50 juta).

Subsidi itu, menurut Bloomberg, menjadi pendorong penjualan mobil ramah lingkungan di China. Angka penjualan yang menarik itu juga mendorong perusahaan otomotif berinovasi menciptakan teknologi baru.

ANTARA sempat berkunjung pada pameran China International Industry Fair (CIIF) di Shanghai, yang memajang beberapa model mobil listrik. Harganya pun cukup menarik, mulai 65.800 yuan (Rp130,2 juta). Berikut ulasannya:

BAIC EC3
Mobil listrik BAIC EC3 terpajang pada pameran China International Industry Fair (CIIF) di Shanghai, 19 September 2019. (ANTARA/Alviansyah P)


Pandangan mata langsung tertuju pada anjungan BAIC (Beijing Automotive Industry Holding Co) saat menampilkan tim penari di depan jajaran mobil listrik yang dipamerkan di National Exhibition and Convention Center Shanghai.

Setelah penari dengan iringan musik dance itu tuntas menyapa calon konsumen di anjungan BAIC, mata pengunjung langsung tertuju ke beberapa mobil, salah satunya BAIC EC3 yang berdiri sendiri di sisi kanan.

Mobil berjenis kelamin city car itu memang tampil berbeda ketimbang model lainnya yang rata-rata bertipe bongsor SUV (sport utility vehicle).

Tenaga penjual mengatakan BAIC EC3 menggunakan listrik dari baterai berkapasitas 30,7 kWh, berdaya jelajah 163 mil dan kecepatan puncak 75km/jam. Mobil itu dijual 65.800 yuan (Rp130,2 juta) setelah subsidi.

Weltmeister EX5 Pro
Mobil listrik Weltmeister EX5 Pro terpajang pada pameran China International Industry Fair (CIIF) di Shanghai, 19 September 2019. (ANTARA/Alviansyah P)


Weltmeister EX5 Pro merupakan mobil listrik bertampang crossover yang dijual mulai 139.800 yuan (Rp276,7 juta). EX5 Pro diklaim memiliki daya jelajah jauh, 400km-520km, dengan baterai berteknologi thermal system 2.0 yang diletakan di bagian bawah mobil.

Mobil ini menggunakan bahasa desain "skateboard" untuk menunjukkan kesan sporty dan dinamis. Tampilan luarnya juga terlihat futuristik dengan kenop pintu yang selaras dengan bodi. Kenop itu baru akan keluar ketika pintu hendak dibuka.

EX5 Pro menggunakan kecerdasan buatan yang dapat menerima 330 jenis perintah suara yang diucapkan pengemudi dalam bahasa China maupun Inggris.

Mobil ini menggunakan sistem Xiaomi Mijia yang terkoneksi ponsel untuk menghidupkan dan mengontrol bebarapa fitur.

BAIC Senova Zhida X3
BAIC Senova Zhida X3 terpajang pada pameran China International Industry Fair (CIIF) di Shanghai, 19 September 2019. (ANTARA/Alviansyah P)


Senova Zhida X3 berada di panggung yang sama dengan EC3. Namun karakter SUV yang mencolok dan desain wajah yang futuristik membuat mobil ini juga menjadi perhatian.

Sebuah grille besar dengan lampu LED di pinggirannya membuat wajah Zhida X3 terlihat maskulin, ditambah desain bodi yang kekar namun mudah dikenali.

Mobil berlogo "Beijing" itu memang tidak sepenuhnya listrik, kombinasi mesin bakar dan motor listrik. Namun harga 95.900 yuan (Rp189 juta) yang ditawarkan membuat crossover itu menjadi menarik untuk dilirik.

Enovate ME7
 
Enovate ME7 terpajang pada pameran China International Industry Fair (CIIF) di Shanghai, 19 September 2019. (ANTARA/Alviansyah P)


Mungkin ini adalah salah satu mobil yang cukup mahal di antara kompetitornya, yakni Enovate ME7 yang dijual 366.800 yuan (Rp726,1 juta). Harga sebanding dengan mobil listrik NIO yang juga populer di China.

Enovate ME7 tergolong produk segar karena baru dipamerkan pada Shanghai Auto Show 2019. Lantas apa kelebihannya dengan harga tersebut?

Menurut tenaga penjual di lokasi, Enovate ME7 menggunakan desain Sci-fi yang tajam dengan efek visual pada lampu-lampu di sekitar bodi mobil. Lampu LED bahkan disematkan juga pada taillights, dengan lampu belakang bergaris yang terlihat cantik dan futuristik.

Hampir seluruh bagian dashboard berisi layar-layar. Pada pengemudi terlihat layar informasi, layar navigasi pada tengah, dan layar hiburan pada kursi penumpang.

Mobil ini sudah menggunakan teknologi otonom L2.5 yang memanfaatkan kinerja radar dan gelombang sensor, serta berbagai fitur otomatis lainnya.

Velite 6 EV
 
Velite 6 terpajang pada pameran China International Industry Fair (CIIF) di Shanghai, 19 September 2019. (ANTARA/Alviansyah P)


Buick membawa model Velite 6 EV untuk pasar China dengan harga yang menggiurkan, 165.000 yuan (Rp326,6 juta), untuk mobil di kelas sedan atau liftback. Mobil itu mampu menjelajah 301km dengan konsumsi energi 13.3 kWh/100 km.

Sebagai produk kolaborasi SAIC-General Motor, maka Velite 6 EV tidak hanya diperuntukkan untuk pasar China, melainkan global. Butuh tiga tahun bagi SAIC-General Motor untuk mematangkan produk yang model konsepnya dikenalkan pada 2016.

Velite 6 EV tersedia dalam tiga varian yang semuanya sudah dilapis dengan subsidi dari pemerintah China.

Hozon U
 
Hozon U terpajang pada pameran China International Industry Fair (CIIF) di Shanghai, 19 September 2019. (ANTARA/Alviansyah P)


Hozon U pertama kali membuka selubung mobilnya pada Shanghai Auto Show 2019, dan langsung menyatakan bahwa mobil itu dijual mulai 150ribu yuan (Rp296,9 juta).

Mobil bermodel crossover itu mengedepankan desain futuristik dengan lampu-lampu LED pada sejumlah titik, misalnya LED yang menyambung pada dua lampu belakang dan LED depan yang tersambung dari kiri ke kanan hingga berbentuk huruf H.

Hozon U menggunakan listrik dari baterai yang mampu menjelajah sejauh 310km dengan waktu pengisian cepat 30 menit untuk 80 persen kapasitas baterai.

Salah satu fitur unik pada Hozon U adalah layar LCD pada pilar A yang menjadi solusi blind-spot saat berbelok.




Baca juga: Porsche pertimbangkan baterai dari China

Baca juga: DFSK buka peluang produksi mobil listrik di Indonesia

Baca juga: Dua pabrikan mobil listrik China berminat relokasi ke Indonesia
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019