Pontianak (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) dan Gerakan Solidaritas Borneo melakukan sosialisasi fungsi kebanksentralan kepada kaum milenial dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Kita terus meningkatkan literasi dan edukasi terkait fungsi kebanksentralan bagi para pelaku UMKM, wirausaha, pengguna jasa keuangan, lembaga perbankan serta nonperbankan, mahasiswa dan masyarakat awam, dalam mewujudkan kemandirian ekonomi melalui pergerakan sektor strategis ekonomi domestik di Kalbar," ujar Humas KPw BI Kalbar, Joko di Pontianak, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa sosialisasi yang mengedukasi masyarakat bertujuan menambah pemahaman untuk mewaspadai berbagai aspek investasi sub sektor keuangan termasuk peluang dan tantangan di era ekonomi digital bagi para pelaku bisnis, akademisi, mahasiswa dan masyarakat awam di Provinsi Kalbar.

"Dengan paham dan tahu tentang fungsi ke banksentralan maka bisa mewaspadai berbagai aspek yang merugikan," jelas dia.

Pada kesempatan itu Joko memaparkan bahwa fungsi kebanksentralan Bank Indonesia yakni sebagai otoritas moneter, sistem pembayaran serta menjaga stabilitas sistem keuangan.

"Sehingga sosialisasi ini menjadi penting karena dengan terbangunnya komunikasi yang lancar, efektif, dan efisien akan membuat transmisi kebijakan Bank Indonesia dapat diterima industri,pelaku usaha dan masyarakat secara cepat dan tepat sasaran, termasuk dalam mengendalikan ekspektasi inflasi," kata dia.

Sementara itu, Ketua Gerakan Solidaritas Borneo, Yosep Lejo Ngo mengatakan bahwa saat ini arus global telah memasuki dunia digital, di mana segala hal memungkinkan dapat dikendalikan dari segala tempat melalui jaringan internet dengan perangkat smartphone.

Hal ini tidak dapat dipungkiri akan semakin memudahkan mobilitas manusia dalam berkegiatan sehari - hari termasuk dalam dunia bisnis khususnya dalam bidang ekonomi kreatif. Sehingga fenomena ini semakin mengukuhkan dunia menuju arah ekonomi digital.

"Peluang yang begitu menantang ini, telah mengantarkan Indonesia ke pintu persaingan ekonomi. Berbagai negara mulai mencanangkan untuk fokus menggarap potensi pada ekonomi digital, salah satunya juga dilakukan oleh Indonesia. Pemerintah sendiri telah mencanangkan target pada 2020, nilai bisnis ekonomi digital Indonesia mencapai 130 miliar dolar AS atau setara Rp1.730 triliun," kata dia.

Ia berharap kepada pelaku UMKM, wirausaha, pengguna jasa keuangan, lembaga perbankan serta nonperbankan, pelaku bisnis, akademisi, mahasiswa dan masyarakat awam akan semakin memahami fungsi kebansentralan Bank Indonesia termasuk memahami tantangan dan peluang di era ekonomi digital khususnya yang berada di Kalbar.

Baca juga: BI luncurkan buku sejarah bank sentral di Kalbar
Baca juga: BI Kalbar perkuat pelaku usaha melalui inkubator teknologi finansial
Baca juga: Program BI Jangkau di Kalbar libatkan empat bank

Pewarta: Dedi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019