Lubuk Pakam (ANTARA) - Petani salak asal Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, atas bantuan Kementerian Pertanian melakukan ekspor salak madu perdana ke negara Thailand.

Direktur CV.Sinar Ponti Dedi Juliardi, sebagai petani sekaligus eksportir, di Deliserdang, Selasa, mengatakan, dirinya senang atas dukungan dari pemerintah karena tentunya harga pasar ekspor bisa jauh lebih baik dan lebih tinggi dibandikan harga lokal.

"Dari informasi harga ekspor bisa mencapai Rp68.000 per kg sedangkan pasar lokal sekitar Rp20.000 per kg," katanya.

Bupati Deliserdang Ashari Tambunan dalam kesempatan itu mengapresiasi upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian yang telah banyak memberi bantuan dorongan motivasi kepada masyarakat Deliserdang khusunya pada penggiat ekspor lewat Barantan tersebut.

Untuk itu ia mengajak semua pihak untuk lebih pro aktif karena banyak hal yang harus dilakukan terutama memastikan bahwa produk yang akan diekspor mengikuti semua aturan, sehingga nanti bisa masuk ke pasar dunia.

"Pemkab Deliserdang akan terus berupaya bekerja sama dengan masyarakat tentunya hal ini sejalan dengan program pemerintah daerah untuk menjadikan masyarakat yang memiliki daya saing dalam pengembangan ekonomi kreatif," katanya.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi petani dan eksportir di wilayah Deliserdang.

Petani sekaligus eksportir salak madu asal Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deliserdang mampu membawa buah asli Indonesia tembus pasar ekspor untuk pertama kalinya ke luar negeri dan pada pengiriman perdana tujuan Thailand.

"Setelah berbagai daerah mampu melakukan ekspor salak ke manca negara seperti petani salak asal Yogyakarta, Denpasar dan Semarang, sekarang giliran petani di Kabupaten Deliserdang yang mampu mengekspor salak," katanya.


Baca juga: Kementan: ekspor salak 2018 naik 28 persen

Baca juga: Pemkab Sleman genjot ekspor salak pondoh

 

Pewarta: Juraidi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019