Kalimantan secara keseluruhan pasti akan terpengaruh, termasuk Kalimantan Tengah,
Kuala Kurun (ANTARA) - Ketua sementara DPRD Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah (Kalteng), Gumer mengajak masyarakat menghormati keputusan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur (Kaltim).

“Kita semua harus menghormati keputusan presiden. Beliau pasti sudah mempertimbangkan matang-matang terkait keputusan pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur,” kata Gumer di Kuala Kurun, Senin.

Baca juga: Warga perbatasan sambut gembira pemindahan ibu kota negara

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menyadari bahwa ada sebagian masyarakat Kabupaten Gunung Mas yang kecewa karena ibu kota negara batal pindah ke Kalteng dan diputuskan pindah ke Kaltim.

Akan tetapi, dia mengajak masyarakat tidak perlu berkecil hati, karena pemilihan Kaltim sebagai ibu kota negara tentunya juga akan menimbulkan pengaruh atau memberi dampak bagi Kalteng, termasuk Kabupaten Gunung Mas.

“Kalimantan secara keseluruhan pasti akan terpengaruh, termasuk Kalimantan Tengah,” lanjut legislator yang berasal dari daerah pemilihan III yang meliputi Kecamatan Tewah, Kahayan Hulu Utara, Miri Manasa dan Damang Batu ini.

Diapun berpesan kepada masyarakat di wilayah setempat agar mempersiapkan diri, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, agar nantinya siap menghadapi perubahan yang terjadi karena perpindahan ibu kota negara ke Kaltim.

Baca juga: Insan Olahraga Kaltim sambut baik pemindahan Ibu Kota Negara

Presiden Joko Widodo telah mengumumkan pemindahan ibu kota Indonesia ke Kabupaten Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara di Kaltim. Ada lima alasan yang membuat ibu kota dipindahkan ke Kaltim.

"Kenapa di Kaltim? satu risiko bencana minimal, baik bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi dan tanah longsor," kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara Jakarta, Senin.

Kedua lokasi strategis berada di tengah-tengah Indonesia, ketiga berdekatan dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang yaitu Balikpapan dan Samarinda, keempat memiliki infrastruktur lumayan lengkap dan kelima tersedia lahan dikuasai pemerintah seluas 180 ribu hektare.

"Pemerintah sudah melakukan kajian-kajian mendalam dan diintensifkan selama tiga tahun terakhir. Hasil kajian-kajian itu menyimpulkan lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertanegara," ujarnya.

Baca juga: Ibu kota negara dan "benteng terakhir"

Pewarta: Kasriadi/Chandra
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019