Surabaya (ANTARA) - Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Fachmi Idris memaparkan bahwa masih banyak rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas di era Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat yang sebagian dinilai kurang baik.

“Di tengah hiruk pikuk perubahan yang terjadi serta tantangan yang harus diselesaikan dalam pengelolaan Program JKN-KIS, kita tidak bisa tutup mata ada keluhan masyarakat terkait fasilitas kesehatan yang dirasakan kurang, baik tapi kami yakin masih banyak yang bekerja sungguh-sungguh, bekerja baik yang mungkin kurang terpublikasi," kata Fachmi usai mengunjungi RS Aisyiyah Ponorogo Jawa Timur, Kamis.

BPJS Kesehatan baru-baru ini menyelenggarakan acara BPJS Kesehatan Award, yaitu ajang penghargaan bagi fasilitas kesehatan mitra BPJS terbaik dari berbagai kategori mulai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL). RS Aisyiyah Ponorgo mendapatkan penghargaan RS kelas C terbaik di seluruh Indonesia.

Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan kunjungi faskes terbaik di Kabupaten Ponorogo

RS Aisyiyah dinilai terbaik karena memiliki keunggulan untuk jaringan penanganan kegawatdaruratan sehari-hari dan bencana bagi masyarakat awam. RS Aisyiyah Ponorogo juga rutin melaksanakan loka karya kepada masyarakat sekitar dengan melibatkan RS lain dan Puskesmas.

Untuk pelayanan pasien terdapat ambulan gratis dari rumah ke RS dan dari RS ke rumah. Keunggulan lain yang dimiliki oleh RS Aisyiyah adalah Program Melati Trans (pengantaran obat gratis) dengan radius 20-30 km serta pengantaran pasien ke rumah gratis dengan transportasi online dengan radius sampai dengan 20 km.

Deputi Direksi Bidang Jaminan Pelayanan Kesehatan Rujukan Budi Mohamad Arief yang juga menjadi tim juri dalam BPJS Kesehatan Award menjelaskan RS Aisyiyah mendapatkan penghargaan karena dinilai memberikan empati lebih kepada pasien.

Baca juga: Dirut BPJS apresiasi RS kelas C dengan pelayanan terbaik

RS swasta kelas C tersebut dinilai mengedepankan nilai-nilai humanisme kepada pasien, disamping memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dari sisi kuantitas dan pemanfaatan layanan.

RS Aisyiyah di Ponorogo memudahkan pasien dengan membuat inovasi layanan pendaftaran secara daring yang membuat pasien datang ke RS untuk konsultasi tanpa harus mengantre. Pasien datang ke RS sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan sebelumnya sehingga tidak menimbulkan antrean.

Selain itu juga disediakan anjungan pendaftaran mandiri, yaitu berupa mesin pendaftaran yang bisa dilakukan oleh pasien atau keluarga pasien secara mandiri tanpa harus mengantre.

Baca juga: Menkeu: Banyak badan usaha curang laporkan data ke BPJS Kesehatan

RS Aisyiyah berupaya menghapuskan antrean hingga ke pengambilan obat di apotek dengan layanan antar obat. Pasien bisa langsung pulang setelah berkonsultasi dengan dokter untuk kemudian mendapatkan kiriman obat langsung ke rumah secara gratis tanpa harus mengantre di apotek.

Fachmi menambahkan, BPJS Kesehatan Award selain dilaksanakan dalam rangka HUT BPJS Kesehatan ke-51, juga sebagai penghargaan terhadap fasilitas kesehatan yang memiliki komitmen tinggi dalam menyukseskan Program JKN-KIS dan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada peserta.

Diharapkan, penghargaan ini dapat memberikan motivasi dan semakin meningkatkan komitmen fasilitas kesehatan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada peserta sesuai dengan norma dan ketentuan yang berlaku.

Baca juga: Misbakhun: Menteri Keuangan harus cekatan atasi defisit BPJS

Pemilihan Rumah Sakit penerima penghargaan BPJS Kesehatan Award dilakukan dalam empat tahap. Untuk tahap pertama dilakukan di tingkat Kantor Cabang dan tahap kedua di tingkat Kedeputian Wilayah.

Penilaian tahap pertama dan kedua berdasarkan 5 kriteria yaitu kesesuaian komitmen RS dengan isi kontrak, penilaian hasil survei Walking Through Audit (WTA), kesiapan customer service 24 jam, kecepatan respon dalam penanganan keluhan dan inovasi RS bagi kemudahan pelayanan pasien.

Setelah melalui penyaringan dari sisi akreditasi RS, dilakukan tahap penilaian selanjutnya yaitu validasi evidence. Penilaian dilakukan dalam bentuk materi powerpoint dan audio visual serta penilaian site visit oleh tim juri internal BPJS Kesehatan terhadap indikator kesiapan customer service 24 jam, kecepatan respon dalam penanganan keluhan dan inovasi RS.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019