Surabaya (ANTARA) - Staf Khusus Presiden untuk Papua Lenis Kogoya meminta mahasiswa dan pelajar asal Papua tidak perlu takut belajar atau menempuh pendidikan di Jawa Timur.

"Tugas mahasiswa di Surabaya dan Malang, serta di seluruh Indonesia adalah belajar. Tidak usah berpikir soal kejadian yang sudah lewat," ujarnya di sela pertemuan dengan belasan perwakilan mahasiswa dan pelajar asal Papua di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Selasa malam.

Menurut dia, masalah antara mahasiswa Papua dan kelompok masyarakat di Surabaya serta Malang beberapa hari lalu ditutup saja dan tidak perlu diperpanjang.

"Semua persoalan biarlah diselesaikan oleh pihak-pihak yang memiliki kewenangan. Tugas mahasiswa Papua hanya untuk belajar dan setelahnya nanti mampu membangun Papua," ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Lenis juga menyampaikan pesan dari Presiden RI Joko Widodo yang mengatakan masalah ini tidak perlu terlalu dibesar-besarkan dan mari saling memaafkan.

"Presiden pesan mari kita saling memaafkan bawa dalam doa. Jalan menuju kemajuan Papua satu-satunya adalah pendidikan," katanya.

Selain itu, Lenis juga mengatakan bahwa saat insiden terjadi di Surabaya, polisi memang mengamankan semua mahasiswa yang ada di asrama ke Mapolrestabes, tapi langsung dilepaskan saat malam itu juga.

"Setahu saya tidak pernah pihak kepolisian menahan anak Papua," tuturnya.

Sementara itu, kedatangan Lenis disambut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang didampingi Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono serta sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim.

Sedangkan, dari unsur kepolisian hadir Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan yang ditemani Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho.
Baca juga: Pemkot Surabaya dekati mahasiswa Papua secara persuasif
Baca juga: Korlap aksi ormas Surabaya di asrama mahasiswa Papua, Susi minta maaf
Baca juga: Pemerintah Kota Malang jamin keamanan mahasiswa asal Papua

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019