Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IX DPR Ermalena meminta kenaikan anggaran pendidikan dalam RAPBN 2020 diikuti penggunaan anggaran yang lebih optimal untuk mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

"Anggaran pendidikan pasti naik, karena nilai APBN juga naik. Yang jadi masalah adalah bagaimana penggunaan anggaran yang betul-betul bisa memastikan sumber daya manusia Indonesia menjadi unggul," kata Ermalena saat ditemui sesuai penyampaian nota keuangan Presiden Joko Widodo di DPR, Jakarta, Jumat.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mencontohkan anggaran untuk pendidikan vokasi. Ermalena mengatakan pendidikan vokasi harus diarahkan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, bukan sekadar bidang-bidang yang dimiliki oleh dunia pendidikan.

Dengan begitu, lulusan pendidikan vokasi bisa menjadi sumber daya manusia yang unggul, dapat bersaing, dan bisa diterima oleh dunia kerja tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.

"Kita harus hentikan pengiriman pekerja migran yang bekerja di sektor domestik. Yang harus kita kirim adalah tenaga kerja terdidik dan terampil, salah satunya berasal dari lulusan pendidikan vokasi," tuturnya.

Erma mengatakan banyak bidang kerja di luar negeri yang sebenarnya bisa diisi oleh pekerja migran Indonesia. Menurut dia, di beberapa negara banyak permintaan untuk tenaga kerja di bidang kesehatan.

"Pekerja di bidang teknologi juga banyak dibutuhkan yang sebenarnya bisa dipenuhi oleh Indonesia. Riset dan pengembangan teknologi di Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan negara lain," katanya.

Dalam penyampaian pengantar RAPBN 2020 atau nota keuangan, Presiden Joko Widodo mengatakan anggaran pendidikan direncanakan sebesar Rp505,8 triliun, atau meningkat 29,6 persen dibandingkan realisasi anggaran pendidikan pada 2015 yang sekitar Rp390,3 triliun.

Pemerintah juga akan melanjutkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada 54,6 juta siswa pada 2020. Selain itu, pemerintah juga melanjutkan Program Indonesia Pintar (PIP) dengan memberikan beasiswa hingga 20,1 juta siswa.

"Hanya lewat pendidikan yang lebih baik kita dapat memutus mata rantai kemiskinan antar-generasi," kata Presiden. 

Baca juga: Jokowi janjikan perubahan besar di dunia pendidikan
Baca juga: Pemerintah anggarkan Rp487,9 triliun untuk pendidikan
Baca juga: Presiden: anggaran pendidikan untuk beasiswa hingga pembangunan

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019