Bogor, 18/5 (Antara) - Ahli tata kota Dr Ifan Haryanto menyatakan bahwa Kota Bogor membutuhkan terobosan program pembangunan untuk mempersempit kesenjangan.
"Untuk mengurangi kesenjangan 'kualitas hidup' antar dua tipikal wilayah, saya usulkan ke depan perlu ditingkatkan perhatian terhadap pembangunan infrastruktur, fasilitas sosial (Fasos) dan fasilitas umum (Fasum) pelayanan publik," katanya di Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Menurut "Kang Ifan", panggilan akrab Ifan Haryanto--yang juga salah satu kandidat Wali Kota Bogor usai "blusukan" pada acara kerja bakti pembangunan jalan perkampungan di Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, seiring dengan perkembangan kota, laju pertumbuhan infrastruktur, fasos dan fasum di Kota Bogor maju dengan pesat.
Terutama, kata dia, di tengah kota dan di kawasan perumahan dan permukiman baru yang dibangun oleh para pengembang/pengusaha "property".
Ia mengatakan bahwa membangun infrastruktur, fasos dan fasum di kawasan baru merupakan konsekuensi logis yang harus diinvestasikan pengembang agar "property" yang dipasarkan menarik dan layak dijual.
"Karena kepentingan ekonomi, 'developer' berlomba untuk menyempurnakan infrastruktur, membuat selengkap mungkin fasos dan fausm, serta berbagai fasilitas pelayanan publik lainnya," kata sarjana Jurusan Teknik Planologi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Intitut
Teknologi Bandung (ITB), yang menyelesaikan master (S2) pada Economic Development and Policy, School of Public Policy, The University of Birmingham, Inggris itu.
Akibatnya, kata dia, tidak jarang di satu kawasan perumahan terdapat fasilitas jalan "hotmix" yang mulus sepanjang waktu, fasilitas olah raga yang lengkap, pendidikan, kesehatan, perdagangan seperti rumah toko (ruko) dan mal, bahkan ada juga yang memiliki fasilitas rekreasi berkelas nasional/internasional.
Namun demikian, Ifan Haryanto menyayangkan pertumbuhan infrastruktur, fasos/fasum dan fasilitas pelayanan publik di kawasan pemukiman padat dan perkampungan kota relatif kurang berkembang.
Untuk itulah, katanya menegaskan, dibutuhkan terobosan pembangunan infrastruktur di permukiman lama yang padat dan perkampungan kota.
"Upaya itu tidak lain untuk untuk mempersempit kesenjangan tersebut," katanya.
Dirasakan bersama
Dirinya berharap ke depan kemajuan pembangunan di Kota Bogor tidak hanya dirasakan secara bersama, yakni tidak hanya oleh warga-warga di kawasan perumahan dan permukiman baru.
"Namun juga dirasakan oleh masyarakat di permukiman padat dan perkampung kota," kata doktor bidang ekonomi lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Karena itulah, setelah "blusukan" pada beberapa wilayah di perkampungan padat, Kang Ifan berpendapat harus ada beberapa prioritas jangka pendek perbaikan infrastruktur yang mendesak.
Di antaranya, kata dia, perlu ditingkatkan jalan setapak, saluran air kotor (drainase), air bersih serta fasilitas mandi-cuci-kakus (MCK).
Sementara itu, fasos/fasum yang mendesak diperlukan oleh masyarakat umum adalah fasilitas peribadatan, Posyandu untuk kesehatan, dan fasilitas olahraga.
"Saya berharap kelak siapapun yang memimpin Kota Bogor akan dapat mewujudkan ketersediaan infrastruktur, fasos/fasum dan sarana pelayanan publik yang layak di permukiman padat dan perkampungan kota," demikian Ifan Haryanto.
Andi J