Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Analis pasar uang menilai pelemahan kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, menjadi Rp14.170 per dolar AS dibandingkan sebelumnya Rp14.128 per dolar AS akibat sentimen global.
"Rupiah kemungkinan melemah karena lebih banyak faktor global yang dominan seperti Brexit, perlambatan ekonomi China," kata Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Kamis, kepada Antara.
Ia mengatakan faktor Brexit, terkait dengan kekalahan Theresa May pada voting di hadapan Parlemen Inggris yang menolak draf Brexit dengan perbedaan jumlah suara sebanyak 230 suara, ditambah lagi dengan tuntutan pimpinan partai oposisi yang menginginkan voting atas ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan May.
Sementara itu, data ekspor China turun paling banyak dalam dua tahun terakhir pada Desember 2018 lalu, sedangkan impor China mengalami kontraksi.
Rully memperkirakan nilai tukar Rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.090 per dolar AS hingga Rp14.170 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta juga mengungkapkan hal senada, faktor Brexit memang memengaruhi pergerakan rupiah yang melemah pagi ini.
"Terkoreksinya rupiah lebih karena sentimen eksternal yaitu Brexit. Tapi walaupun terkoreksi, rupiah cenderung akan relatif stabil di kisaran Rp14.100," ujar Nafan.
Dari domestik, Bank Indonesia diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI 7-Days Reverse Repo Rate di level 6 persen seiring dengan pernyataan bank sentral AS yang cenderung "dovish".
Ia memprediksi rupiah hari ini akan berada di kisaran Rp14.060 per dolar AS hingga Rp14.225 per dolar AS. (C005/ANT-BPJ).
Editor Berita: R. Fardaniah.
Ini pendapat Analis pasar uang soal pelemahan kurs Rupiah
Kamis, 17 Januari 2019 17:09 WIB
Rupiah kemungkinan melemah karena lebih banyak faktor global yang dominan seperti Brexit, perlambatan ekonomi China.