Pelaihari (ANTARA) - Satu unit mobil bak terbuka, Rabu (5/11) pagi membawa bahan pangan tiba di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Angsau Dua yang dikelola Yayasan Kemala Bhayangkari Polres Tanah Laut, Polda Kalimantan Selatan, untuk mendukung program Makan Bergiizi Gratis atau MBG.
Barang yang diangkut untuk program MBG itu berupa buah apel 100 kilogram, wortel 20 kilogram, kentang 50 kilogram, selada 9,5 kilogram, tempe 58 kilogram dan ayam potong 47 kilogram.
Semua barang langsung dimasukkan ke ruang penyimpanan, sebelum diproses untuk dimasak bagi produksi program MBG.
Bahan baku pangan untuk MBG ini, semuanya berasal dari petani lokal di Kabupaten Tanah Laut yang telah bekerja sama dengan SPPG Angsau Dua di Jalan Ahmad Yani Gang Rahayu, Kelurahan Angsau, Kecamatan Pelaihari.
Kepala SPPG Angsau Dua Muhammad Alif Lazuardi mengaku memberdayakan petani lokal dan juga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memang menjadi komitmen pihaknya, sebagaimana arahan Kapolres Tanah Laut AKBP Ricky Boy Sialagan.
"Jadi semua bahan pangan, termasuk beras, dipasok dari Kabupaten Tanah Laut, harapannya keberadaan SPPG berdampak terhadap ekonomi masyarakat lokal," kata Alif.
Kabupaten Tanah Laut memang dikenal sebagai sentral pertanian hortikultura, seperti buah-buahan dan sayuran.
Daerah ini juga menjadi kabupaten andalan atau role model atas berbagai pencapaian dalam hal produksi padi.
Tahun ini peningkatan surplus beras sebesar 27.628 ton, dengan produksi beras 63.435 ton, sementara jumlah penduduk 365.000 jiwa, dengan konsumsi berasnya sebanyak 35.807 ton.
Memiliki luas wilayah mencapai 363 ribu hektare, dengan 264 ribu hektare, di antaranya pertanian dan perkebunan dan 27 ribu hektare adalah luasan lahan baku sawah (LBS). Daerah ini subur, dengan budi daya pertanian yang menjadi penopang ekonomi masyarakat desa.
Ada lima kelompok tani dan 10 UMKM yang digandeng untuk memastikan ketersediaan bahan baku bagi kebutuhan SPPG itu setiap harinya yang harus menyediakan 3.186 porsi MBG.
Standar ketat
Sebagai pelaksana penyediaan makanan dari program MBG yang digagas oleh pemerintahanan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka, SPPG Angsau Dua menerapkan standar ketat dalam tata kelola keamanan makanan.
Makanan yang diproduksi wajib memenuhi nilai gizi seimbang, segar, dan higienis, sesuai standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Bahan baku pangan terbaik dipilih dan dicek betul kesegarannya. Bahkan, dapur SPPG ini hanya memasak bahan yang tiba di hari yang sama dan tidak ada yang sampai tersimpan lama.
Proses produksi dimulai sejak pukul 16.00 Wita dengan pembersihan dan pemilahan bahan baku.
Kemudian, tahap memasak di ruang dapur dimulai pukul 01.00.Wita dini hari untuk tiga kloter pendistribusian MBG ke 13 sekolah penerima manfaat, mulai taman kanak-kanak (TK) hingga SMK dan pondok pesantren.
Ana Safitri, ahli gizi, yang berperan sebagai pengontrol kualitas, sangat teliti mengecek hasil masakan, sebelum mauk ke proses pemorsian. Jika hasil pengecekan aman dan nilai gizinya terpenuhi, maka masakan segera dilakukan pemorsian di ompreng.
Ada 48 relawan yang bekerja di SPPG ini, dengan aktivitas operasional penuh 1 x 24 jam, dengan sistem bergantian.
Mereka terbagi ke beberapa divisi, di antaranya bagian pembersihan dan pemotongan bahan baku, memasak, pemorsian, hingga pencucian ompreng.
Pola kerja relawan juga betul-betul dijaga ketat. Setiap orang yang memasuki area SPPG wajib dilengkapi alat pelindung diri (APD) lengkap, sesuai standar dapur sehat.
Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk dan hanya seizin Kepala SPPG, siapa saja yang diperbolehkan memasuki area dapur.
Selain itu, ada personel Propam Polres Tanah Laut yang juga berjaga memastikan aturan ketat itu dijalankan.
Lingkungan dapur SPPG betul-betul dijaga steril untuk menjamin hasil produksi makanan sesuai standar mutu BGN.
Siswa antusias
Dua unit mobil yang mendistribusikan MBG dari SPPG Angsau Dua tiba pada Kamis (6/11) pagi pukul 07.30 Wita di SD swasta di Jalan Air Terjun Bajuin, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut.
Para siswa antusias menyambut kedatangan mobil SPPG, dengan berteriak, "MBG, MBG, MBG".
Setelah paketan MBG diserahterimakan kepada pihak sekolah, makanan langsung dibagikan ke siswa di masing-masing kelas untuk menu makan pagi pukul 08.00 Wita.
Dewi Novianti, salah satu siswa kelas III SD swasta itu, mengaku senang dapat MBG. "Senang, tiap pagi sekarang bisa makan di sekolah. Jadi, di rumah tidak sarapan dulu," ucapnya.
Sajian MBG digemari siswa, mengingat SPPG Angsau Dua selalu menyajikan makanan sehat, namun tidak mengesampingkan kebutuhan anak yang kerap memperhatikan tampilan menarik untuk menarik selera makan mereka.
Kepala SD swasta itu, Rini Ifanika Sari mengatakan total ada 126 penerima manfaat MBG di sekolahnya.
Meski di awal-awal dulu siswa masih kurang meminati, namun sekarang semuanya telah berubah. Hampir semua siswa menyantap MBG dengan lahap.
Bahkan, jika mobil yang membawa MBG tidak kunjung tiba, siswa kerap menanyakan ke guru, kapan MBG datang.
"Alhamdulilah terima kasih Pak Kapolres Tanah Laut, sekolah kami menjadi penerima manfaat MBG. Kami berharap SPPG Angsau Dua terus berproduksi untuk MBG di sekolah kami," katanya.
MBG menjadi program unggulan pemerintah ini memiliki semangat mulia untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, melalui tercukupinya kebutuhan konsumsi makanan sehat bagi anak.
Bukan sekadar mendapatkan makan secara gratis, namun lebih dari itu MBG diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga pola makan sehat bagi anak-anak, demi tumbuh kembangnya yang optimal sebagai generasi penerus bangsa di masa depan.
