Kabupaten Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bogor mengevaluasi kondisi infrastruktur sekolah pasca runtuhnya atap SMKN 1 Gunung Putri, Senin (3/11), akibat hujan deras disertai angin kencang yang menyebabkan empat ruang kelas rusak.
Bupati Bogor Rudy Susmanto meninjau langsung lokasi kejadian pada Selasa, untuk memastikan keselamatan siswa dan kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut.
“Pemerintah Kabupaten Bogor memastikan kegiatan belajar mengajar di SMKN 1 Gunung Putri tidak terganggu. Kami juga menyediakan layanan trauma healing bagi siswa dan guru agar proses belajar tetap aman,” kata Rudy di Gunung Putri.
Baca juga: Bangunan SMKN 1 Gunung Putri roboh akibat hujan deras
Baca juga: Gubernur Jabar instruksikan seluruh kepala sekolah evaluasi sekolah rawan roboh
Ia menegaskan, pemerintah akan mengevaluasi seluruh bangunan sekolah, terutama yang memiliki struktur atap serupa, guna mencegah kejadian serupa seperti di SMKN 1 Cileungsi beberapa waktu lalu.
“Anak-anak datang ke sekolah untuk menimba ilmu. Tugas kami memastikan infrastruktur aman dan layak pakai, serta kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan baik,” ujarnya.
Pemkab Bogor bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Disdik Kabupaten Bogor, Dinas PUPR, BPBD, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pemadam Kebakaran untuk mempercepat perbaikan ruang kelas yang rusak.
Baca juga: Pemprov Jabar segera bangun ruang kelas baru tangani SMKN ambruk di Bogor
Rudy juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi hingga Maret 2026.
“Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan status siaga tanggap darurat bencana. Kami di Kabupaten Bogor siap melakukan langkah cepat bila terjadi bencana di masa mendatang,” katanya.
Kepala SMKN 1 Gunung Putri Nani Yulianti menjelaskan, insiden terjadi saat hujan deras dan angin kencang melanda sekitar pukul 14.00 WIB, mengakibatkan pohon mangga tumbang dan menimpa atap lantai satu.
“Ruangan terdampak meliputi ruang 17, 18, 19, dan 21, dengan kerusakan paling parah di ruang praktik bengkel,” ujarnya.
Sebanyak 41 siswa mengalami luka dan telah mendapat perawatan medis. Lima siswa masih dirawat di RSUD Cileungsi dan Rumah Sakit Hermina, sementara lainnya telah dipulangkan.
Menurut Nani, pihak sekolah langsung mengevakuasi seluruh siswa dan berkoordinasi dengan kepolisian, TNI, BPBD, Damkar Gunung Putri, serta pemerintah desa setempat.
“Kami berterima kasih atas respons cepat semua pihak. Prioritas kami keselamatan siswa dan percepatan pemulihan agar kegiatan belajar dapat segera normal kembali,” kata Nani.
